Ini adalah penuturan Ignasius Jonan yang dimuat di Majalah Intisari edisi September 2013 dengan judul asli “Ignasius Jonan: Saya Tidak Bisa Sulap".--Intisari-Online.com - Beragam inovasi telah kami lakukan untuk meningkatkan pelayanan. Saat ini yang sedang gencar dilakukan adalah penerapan tiket elektronik untuk KRL di Jabodetabek. Inovasi lain yang saya pikir cukup berhasil adalah kemudahan masyarakat dalam mendapatkan tiket. Sekarang konsumen tidak perlu lagi mengantre di loket. Tiket bisa didapatkan via online, di minimarket-minimarket terkenal, lewat agen, hingga railbox. Jumlah dan keberadaan tiket benar-benar transparan sehingga menutup peluang percaloan.Selain itu, untuk kereta api jarak jauh, setiap penumpang yang memegang tiket dijamin akan mendapatkan tempat duduk. Gerbong kereta pun dilengkapi pendingin udara. Lha mosok sudah 68 tahun merdeka kok masih ada kereta tanpa AC? Malu-maluin, dong.Pada 2012, PT KAI mendapat penghargaan The Best of The Best/ BUMN Inovatif Terbaik. Beberapa penghargaan pribadi juga pernah saya dapatkan. Jika Anda bertanya apakah itu memang menjadi tujuan saya? Tidak. Saya anggap hal itu sekadar bonus. Tapi bagaimanapun juga, sebuah pengakuan dari pihak lain pasti akan menambah motivasi kita dalam bekerja.Dari sekian banyak inovasi yang telah dilakukan, menurut saya, yang paling susah tapi paling memuaskan adalah keberhasilan membuat para penumpang jadi tertib dan rapi dalam memakai moda kereta api. Bagi saya ini luar biasa karena mengubah kebiasaan masyarakat itu bukan hal yang mudah.Saya juga memberikan kebebasan kepada para pegawai untuk berinovasi seluas-luasnya. Selama tidak melanggar hukum dan etika, mereka boleh melakukan apa pun demi selesainya sebuah pekerjaan. Tugas saya hanya memberikan arah kompromi ke mana perusahaan ini bergerak. (bersambung)