Find Us On Social Media :

Mereka yang Lolos dari Hukuman Mati, Salah Satunya karena Kesalahan Alat Tes Kebohongan

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 26 April 2017 | 09:30 WIB

Mereka yang Lolos dari Hukuman Mati

Intisari-Online.com – Di AS dalam banyak kasus, hukuman mati yang telah diketok palu direvisi bila didapat bukti baru yang menguatkan. Inilah beberapa kasus terpidana akhirnya dibebaskan. Dan mereka pun lolos dari hukuman mati.

(Baca juga: Tabrak Pengemudi Grabbike Hanya Karena Kesal, Sopir Angkot Ini Terancam Hukuman Mati)

David Keaton, dipidana mati tahun 1971 di negara bagian Florida dan dibebaskan tahun 1973. Salah satu yang dijadikan dasar adalah kesalahan identifikasi dan adanya tekanan dalam pemeriksaan. Keaton dihukum mati lantaran membunuh seorang polisi dalam peristiwa perampokan.

Mahkamah Agung mengoreksi keputusan itu setelah ditemukan bukti baru. Tuntutan dicabut dan ia dilepaskan setelah pembunuh yang sebenarnya berhasil diidentifikasi.

Thomas Gladish, Richard Greer, Ronald Keine, dan Clarence Smith, keempatnya dihukum mati pada tahun 1974 di negara bagian New Mexico, namun dilepaskan pada 1976. Mereka dituduh melakukan pembunuhan, penculikan, sodomi, dan pemerkosaan.

(Baca juga: Hendak Dieksekusi Mati, Permintaan Terakhir Terpidana Hukuman Mati Steven Spears Sungguh Mengejutkan)

Ternyata penyelidikan lanjutan oleh Detroit News menemukan kebohongan yang dilakukan oleh penuntut, dan sumpah palsu akibat tekanan polisi, dan lemahnya prosedur penggunaan tes kebohongan.

Juri di distrik ternyata membebaskan dari tuduhan semula setelah pembunuh bersenjata berhasil diidentifikasi asal South Carolina.

Stanley Howard, dipidana mati tahun 1987 dan diberi pengampunan tahun 2003. Ia dituduh melakukan pembunuhan atas Oliver Ridgell. Satu-satunya alasan utama hukuman itu datang dari pengakuan polisi. Sementara menurut Howard, pengakuan itu muncul lantaran polisi melakukan penyiksaan.

(Baca juga: Lolos dari Hukuman Mati karena Menghamili Diri Sendiri: Berikut Ini Penjelasan Medisnya)

Bukti-bukti yang digelar di ruang pengadilan bertentangan dengan BAP yang direkayasa. Bukti lain datang dari Tecora Mullen, penumpang yang ada di dalam mobil waktu Ridgell terkena tembakan. Mullen mengaku pada saat penembakan hari gelap dan hujan. Dengan begitu satu-satunya orang yang dicurigai adalah suami Mullen.

Nah, itu tadi beberapa yang lolos dari hukuman mati karena penyelidikan lebih lanjut.

(Intisari April 2003)