Intisari-Online.com - Tentu saja kita akan merasa aneh jika harus mengetahui bahwa beberapa kata yang akan kita ucapkan berikutnya akan menjadi kata-kata terakhir kita.
Namun, pada kenyataannya, itulah yang dihadapi para terpidana mati, saat mereka berhadapan dengan para algojo yang bersiap mengakhiri hidup mereka.
(Baca juga: Hendak Dieksekusi Mati, Permintaan Terakhir Terpidana Hukuman Mati Steven Spears Sungguh Mengejutkan)
Tentu saja ada beberapa kalimat “klise” seperti: “Saya minta maaf untuk semuanya”, “saya tidak berencana untuk berakhir seperti ini”, atau “selamat tinggal dunia”.
Namun ada pula yang memilih kata-kata yang terbilang aneh sebagai kata-kata terakhir mereka sebelum dihukum mati. Berikut ini beberapa contohnya:
"Prajurit, Tembak!" oleh Michael Ney
Michel Ney yang dikenal sebagai Marshal Ney, adalah seorang prajurit Perancis dan komandan militer selama Perang Revolusi Perancis dan Perang Napoleon.
Ketika Napoleon dikalahkan, digulingkan, dan diasingkan untuk kedua kalinya pada musim panas 1815, Ney ditangkap (3 Agustus 1815). Setelah pengadilan militer menyatakan dirinya tidak kompeten (November), ia divonis (4 Desember 1815) karena pengkhianatan oleh Chamber of Peers.
(Baca juga:Lolos dari Hukuman Mati karena Menghamili Diri Sendiri: Berikut Ini Penjelasan Medisnya)
Pada 6 Desember 1815, ia dihukum, dan dieksekusi oleh regu tembak di Paris dekat Luxembourg Garden pada tanggal 7 Desember tahun 1815, sebuah peristiwa yang sangat memecah publik Perancis. Dia menolak untuk memakai penutup mata dan meminta izin unruk diberi hak memberikan perintah untuk menembak, dilaporkan mengatakan:
"Tentara, ketika saya memberikan perintah untuk tembak, langsung tembak jantung saya. Tunggu perintah. Ini akan menjadi (perintah) terakhir saya untuk Anda. Saya memprotes kecaman saya. Saya telah berjuang seratus pertempuran untuk Perancis, dan tidak satu pun berniat melawannya ... Tentara, tembak!"