Find Us On Social Media :

Pertempuran Paling Berdarah AS di Suriah: ketika 40 Pasukan Komando AS Melawan Serbuan 500 Tentara Bayaran Rusia

By , Senin, 28 Mei 2018 | 19:15 WIB

Hujan peluru itu membuat udara dipenuhi debu dan pecahan peluru.

Pasukan komando AS kemudian menggunakan hujan debu itu sebagai perlindungan saat bergerak untuk menyerang dengan menggunakan misil anti-tank dan senapan mesin.

Selama 15 menit pertama, para perwira AS menghubungi para komandan Rusia agar menghentikan serangan.

Saat upaya untuk menghentikan serangan tak berhasil, pasukan AS melepaskan tembakan peringatan dengan menggunakan meriam howitzer.

Namun, pasukan penyerang terus maju. Kemudian dari kejauhan, jet-jet tempur AS F-22, F-15E, pengebom B-52, AC-130, dan helikopter serbu AH-64 Apache serta drone Reaper tiba secara bergelombang.

Selama tiga jam berikutnya, serangan udara dan artileri pasukan Marinir  sukses menghancurkan pasukan musuh, tank, dan kendaraan tempur lainnya.

Sementara itu, pasukan reaksi bergerak ke medan pertempuran. Dalam suasana gelap dengan jalan dipenuhi lubang bekas bom, perjalanan sejauh 32 kilometer itu amat sulit, ditambah truk pengangkut tidak menghidupkan lampunya.

Baca juga: Tak Banyak yang Tahu, Sejarah Maraton ternyata Berasal dari Pertempuran Yunani vs Persia

Para pengemudi truk hanya mengandalkan kamera penyensor panas untuk menyusuri jalan menuju ke medan pertempuran.

Saat pasukan Green Berets dan Marinir mendekati ladang gas Conoco pada pukul 23.30, mereka terpaksa berhenti. Hujan tembakan artileri musuh terlalu berbahaya bagi mereka untuk terus maju.

Mereka menunggu hingga serangan udara bisa menghentikan tembakan artileri lawan.

Di Conoco, pasukan komando AS yang terjepit tembakan artileri musuh, mulai kehabisan amunisi.