Advertorial
Intisari-Online.com- Sebuah penelitian baru saja mengungkapkan bahwa bangsa Romawi Kuno menggunakan warna merah darah, kuning terang dan cat putih untuk sebuah peringatan.
Yakni peringatan mengerikan di sepanjang tembok atau dinding yang memisahkan mereka dari suku bangsa Skotlandia yang memberontak.
Peringatan itu dilukis pada lempengan batu berukir yang ditempatkan di sepanjang tembok benteng Romawi di Skotlandia.
Gambarnya termasuk elang Romawi dengan paruh bernoda darah dan tubuh yang tewas dan dipenggal oleh legiun Romawi yang menang.
Baca Juga:Para 'Wanita Malam' di China Gunakan Belut Agar Dianggap Masih Perawan, Ini Caranya
Dilansir dari Live Science (8/5/2018), Louisa Campbell, arkeolog dari Universitas Glasgow mengatakan bahwa batu berukir yang dicat ini adalah propaganda Romawi bagi penduduk setempat di sebelah utara Tembok Antonine.
Tembok Antonine sendiri ialah sebuah dinding benteng yang dibangun di seluruh Skotlandia oleh pasukan Romawi selama masa pemerintahan kaisar Antoninus Pius di abad kedua Masehi.
Meski lempengan batu ini sekarang berwarna abu-abu, namun dahulu pernah berwarna cerah.
Cat yang digunakan tentunya buatan alami.
Baca Juga:Sule Digugat Cerai Istri, Yuk Kenali Gangguan Neurosis yang Bikin Perkawinan Tidak Harmonis
Yakni oker merah dan kuning, mineral merah yang disebut realgar, pewarna tanaman merah yang dikenal sebagai madder, mineral kuning terang yang disebut orpiment dan timah putih.
Warna merah khususnya digunakan untuk mewarnai bagian-bagian rinci.
Seperti misalnya jubah tentara Romawi, serta untuk menandakan darah musuh yang dipenggal dengan kejam.
Lempengan batu ditempatkan pada interval sepanjang Tembok Antonine.
Baca Juga:Tidak Hanya Gigi Berlubang, ini 5 Tanda Anda Telah Mengonsumsi Gula Secara 'Brutal'
Batu-batu itu adalah pesan yang jelas bagi masyarakat setempat bahwa kekaisaran kuat Roma tidak akan mentoleransi tindakan yang menyerang otoritas Roma.
Penelitian Campbell termasuk dua batu paling terkenal dari Dinding Antonine.
Yakni lempangan Summerston, yang ditemukan di sebuah pertanian dekat Glasgow sekitar 1694.
Sedangkan lempengan lainnya, Bridgeness Slab, ditemukan pada 1868 dekat kota Falkirk, di ujung timur Dinding Antonine.
Kedua lempengan itu menunjukkan adegan-adegan ukiran kavaleri Romawi menumpas secara mengerikan.
Mereka mengikat dan memenggal serta tak lupa mewarnai penggalan kepala dengan cat merah darah.
Terlepas dari pesan propagandanya yang kuat, Tembok Antonine ditempati oleh para pembela Romawi hanya sampai 161 AD.
Yakni ketika Marcus Aurelius menjadi kaisar, dan selama beberapa tahun, dari tahun 208 hingga 211, pada masa pemerintahan Septimius Severus.