Find Us On Social Media :

Pertempuran Paling Berdarah AS di Suriah: ketika 40 Pasukan Komando AS Melawan Serbuan 500 Tentara Bayaran Rusia

By , Senin, 28 Mei 2018 | 19:15 WIB

Di sisi lain, peralatan pengintai milik AS yang  menangkap transmisi radio mengungkap adanya percakapan dalam bahasa Rusia di antara pasukan tersebut.

Dokumen yang diterima The New York Times hanya menyebut pasukan yang berkumpul di tepi Sungai Eufrat itu sebagai  "pasukan pro-pemerintah".

Dalam pasukan itu terdapat prajurit reguler Suriah dan milisi bersenjata. Namun, intelijen militer AS menambahkan, terdapat pasukan bayaran Rusia dalam jumlah cukup besar dalam pasukan itu.

Baca juga: Tito Karnavian: Bom yang Dipakai di Surabaya Diduga Jenis 'The Mother of Satan', Sangat Sensitif, Khas ISIS di Irak dan Suriah

Pasukan bayaran itu, menurut intelijen militer AS, kemungkinan besar merupakan anggota Warner Group, sebuah perusahaan yang kerap digunakan Kremlin untuk menjalankan misi rahasia yang tak bisa dikaitkan dengan pemerintah Rusia.

"Komando tertinggi Rusia di Suriah memastikan mereka bukan bagian dari pasukan Rusia," kata Menhan AS Jim Mattis kepada para senator bulan lalu.

Mattis mengatakan, dia memerintahkan Jenderal Joseph F Dunford Jr, panglima angkatan brsenjata untuk menyerang dan memusnahkan mereka.

"Dan mereka melakukannya," kata Mattis.

Hari pertempuran terjadi, satu tim pasukan khusus terdiri atas 30 personel Delta Force dan Rangers AS bersama pasukan Kurdi dan milisi Arab berjaga di sebuah pos kecil dan berdebut di dekat ladang gas Conoco, tak jauh dari kota Deir al-Zor.

Sekitar 32 kilometer dari tempat itu, di sebuah pangkalan, satu tim pasukan Green Berets dan satu peleton Marinir memandangi layar komputer mereka.

Mereka menyaksikan gambar yang dikirim drone dan kemudian mengirimkan informasi itu kepada pasukan yang berjaga di pos Conoco.

Pada pukul 15.00, pasukan Suriah mulai menjepit pasukan AS dan sekutunya di ladang gas Conoco.