Find Us On Social Media :

Dari Naga yang Terusir hingga Pertarungan dengan Raja, Inilah Cerita Kota Tapaktuan

By Tatik Ariyani, Sabtu, 26 Mei 2018 | 04:00 WIB

Intisari-Online.com - Kota Tapaktuan berada di Kabupaten Aceh Selatan.

Kota dengan luas 92,68 kilometer persegi ini menyimpan cerita legenda yang menarik.

Sepasang Naga dan Bayi

Kota Tapaktuan sering disebut juga dengan Kota Naga.

Baca Juga: Baru Berusia 3 Tahun, Putri Charlotte Sudah 'Bernilai' Rp60,6 Triliun untuk Perekonomian Inggris, Apa Penyebabnya?

Baca Juga: Perempuan Hasil Proyek Peng-Arya-an Eropa: 'Saya Lahir Dalam Peternakan Manusia yang Dibuat oleh Nazi'

Sebutan itu berasal dari legenda Putri Naga dan Tuan Tapa.

Legenda ini mengisahkan tentang dua ekor naga yang diusir dari negeri Tiongkok karena tidak memiliki keturunan.

Lalu sepasang naga tadi pun tinggal di sebuah teluk bernama Teluk Tuantapa.

Tidak sengaja dua naga tersebut menemukan seorang bayi yang terapung di tengah lautan.

Baca Juga: Yuk Intip dan Jangan Sembrono, Ini Aturan Wajib Saat Makan Bareng Ratu Elizabeth II

Mereka pun merawat bayi tadi dengan penuh kasih sayang.

Bayi itu beranjak dewasa dan menjadi seorang gadis yang cantik.

Suatu saat datanglah sebuah kapal dari Kerajaan Asranaloka dari India.

Ternyata dulu dia pernah kehilangan putrinya.

Baca Juga: Bulan Madu Bareng Istri, Pangeran Charles Justru Bawa Foto Camilla, Parahnya Ada 'Siksaan' Lain Menunggu Diana

Saat raja melihat gadis cantik tadi, raja yakin bahwa dia-lah putrinya yang hilang dulu terhanyut dibawa air laut.

Raja hendak meminta putrinya kembali kepada sepasang naga.

Pertarungan Naga, Raja, dan Tuan Tapa

Sepasang naga menolak, lalu terjadi sebuah perkelahian antara raja dan sepasang naga tersebut.

Baca Juga: Bikin Lebih Cantik Bercahaya, Inilah 5 Manfaat Es Batu Bagi Kulit Wajah, Begini Cara Pakainya

Pada saat mereka berkelahi, Tuan Tapa yang sedang bertapa di sana merasa terganggu.

Dia pun mencoba melerai perkelahian itu dan meminta kepada sepasang naga untuk mengembalikan putri tersebut.

Naga-naga tersebut tetap tidak mau, malahan mengajak Tuan Tapa untuk bertarung.

Namun, dalam pertarungan tersebut, sepasang naga kalah dan putri pun dikembalikan kepada orangtuanya.

Baca Juga: Dulu Terkenal 'Nakal', Inilah 8 Perbuatan Pangeran Harry yang Sempat Bikin Malu Kerajaan Inggris

Naga jantan mati terbunuh. Hati dan tubuhnya hancur membentuk bebatuan hitam berbentuk hati.

Kini batu tersebut dikenal dengan nama Batu Hitam. Darahnya pun berubah menjadi batu yang dikenal dengan Batu Merah.

Di tempat itu, Tuan Tapa meninggalkan jejak kaki yang sekarang masih ada dipesisir pantai.

Kemudian tongkat dan sorbannya berubah menjadi batu berwarna hitam yang letaknya beberapa ratus meter dari jejak kakinya.

Baca Juga: Nyesek dan Menyakitkan, Ini 7 Hal yang Terjadi pada Tubuh Anda saat Putus Cinta

Terbentuknya Pulau Dua dan Pulau Banyak

Naga betina pun mengamuk melihat naga jantan mati.

Lalu dia membelah pulau menjadi dua bagian yang dikenal dengan Pulau Dua.

Bagian pecahan pulau yang terbesar juga menjadi sasaran amuk naga betina.

Dia membelah lagi pulau tersebut menjadi 99 pulau kecil.

Kumpulan pulau kecil itu dinamakan Pulau Banyak, letaknya ada di Kabupaten Aceh Singkil.

Putri yang telah dikembalikan kepada keluarganya tadi dijuluki dengan nama Putri Naga.

Dia dan keluarga raja menetap di pesisir pantai dan tidak kembali lagi ke daerah asalnya.

Putri Naga dan keluarga kerajaan tersebut diyakini sebagai asal usul masyarakat Tuantapa.

Makam Tuan Tapa

Setelah kejadian ini, Tuan Tapa pun jatuh sakit. Dia meninggal pada Ramadhan tahun 4 Hijriyah.

Jasadnya dikuburkan di dekat Gunung Lampu, di depan Mesjid Tuo, Gampong Padang, Kelurahan Padang, Kecamatan Tapaktuan.

Sampai saat ini, makam Tuan Tapa sering dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Makam tersebut mengalami beberapa kali perbaikan semasa Pemerintahan Hindia Belanda.

Tempat Wisata Kota Tapaktuan

Legenda ini sudah diceritakan secara turun temurun sampai saat ini.

Cerita itu pun menjadi pemikat bagi para wisatawan utuk datang mengunjungi Kota Tapaktuan.

Selain adanya legenda tersebut, kota ini memiliki banyak keindahan alam.

Ada teluk yang indah dan gugusan pantai berkarang, yaitu Pantai Teluk Tapaktuan dan Pantai Labuhan Haji.

Tempat tersebut menjadi tujuan objek wisata. Selain itu ada juga wisata menarik lainnya.

Yaitu, Wisata Air Dingin, Panorama Hatta, Pulau Dua, Genting Buaya, Ia Sejuk Panjupian, Air Terjun Twi Lhok, Batu Berlayar, atau Gua Kalam.

Baca Juga: Jangan Heran Jika Harga Tiket Saat Check-In di Counter Bandara Bisa Berubah- Ubah, Ini Alasannya

Artikel ini pernah tayang di Bobo.grid.id dengan judul "Legenda Putri Naga dan Tuan Tapa, Kisah di Balik Kota Tapaktuan Aceh"