Find Us On Social Media :

Berakhirnya Dinasti Krupp Produsen Senjata Kaiser Wilhelm I, II, dan Hitler

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 23 Mei 2018 | 11:00 WIB

Intisari-Online.com – Dengan meninggalnya Alfried Krupp (59 th) ahliwaris yang kelima dari keluarga Krupp pemilik kerajaan industri baja di Jerman, maka berakhirlah dinasti itu.

Menurut pengumuman kantor besar perusahaan itu, Alfried Alwyn Felix Krupp von Bohlen und Halbach meninggal karena serangan jantung, 2 minggu sebelum usianya genap 60 tahun.

Untuk menghormatinya daerah industri Ruhr yang dibangun oleh keluarga Krupp mengibarkan bendera setengah tiang. Diantara bendera-bendera itu, terdapat panji-panji perusahaannya yang berbentuk tiga lingkaran hitam diatas dasar putih.

Ditambang, tempat peleburan dan pabrik, pekerjaan berjalan terus. Seratus ribu buruh Krupp terus membuat jembatan, kapal, truk, sekrup dan seribu macam barang lainnya.

Baca juga: Fuhrer Bunker, Tempat Hitler dan Eva Braun Menikah Lalu Bunuh Diri

Tetapi diantara kaum buruh tua dari perusahaan yang sudah bersia 157 tahun itu terasa pedihan dan rasa kehilangan ya amat dalam. “Apa yang akan terjadi kini?" keluh seorang buruh baja tua di Essen.

Sebaliknya bagi buruh-buruh muda, Alfried Krupp hanya seorang dari pemimpin-pemimpin  mereka. Komentar seorang diantaranya: “Kalau disini tak ada kerja, saya akan pindah ketempat lain".

Bagi buruh-buruh tua, bekerja di Krupp sama dengan hidup bersama Krupp. Beberapa tahun  yang lalu sering dikatakan.

Bagi buruh-buruh  tua, meninggalnya ahli waris terakhir Krupp berarti berakhirnya suatu periode. Beberapa tahun yang lalu sering dikatakan, bekerja di  Krupp berarti: “lahir dirumah sakit Krupp dengan bantuan seorang bidan Krupp, tinggal dirumah Krupp, dipermandikan digeredja buatan Krupp, pergi ke sekolah Krupp, bekerja di pabrik Krupp, dihari tua menikmati pensiun dan tinggal dirumah peristirahatan Krupp. Yang tak dilakukan Krupp hanya mengubur."

Menurat Alfried Krupp prestasi perusahaannya bukan terletak pada meriam, tank dan kapal perang yang dibuatnya untuk Jerman tetapi berhasilnya perusahaan itu meletakkan tradisi “tanggung jawab sosial" yang patriarkal.

Baca juga: Eva Braun: Meski Membunuh Banyak Jiwa tapi Hitler Sangat Mencintai Anak-anak

Sesuai dengan tradisi keluarganya, dalam kemewahan sebagai seorang kapitalis, Alfried hidup dalam selfdisiplin dan dedikasi yang keras. Iapun mengikuti jejak nenek moyangnya dalam menunjukkan kesetiaan yang besar pada negaranya.

Atas dasar konsepsi kesetiaan pada negara itu, Alfred kakek cicinya membuat meriam-meriam yang memenangkan pertempuran Sedan dimasa Kaisar Wilhelm I. Karena kesetiaan itu Gustav kakeknya membuat meriam yang menembaki Paris dimasa Wilhelm II.