Find Us On Social Media :

Kopiah Walan dan Irlan yang Bisa Dipakai Saat Puasa Sekaligus Saat Menghadiri Undangan Pernikahan

By K. Tatik Wardayati, Senin, 21 Mei 2018 | 03:00 WIB

Baca juga: Panmunjom, Lokasi Paling Berbahaya di Dunia yang Justru akan Jadi Simbol Perdamaian Kim Jong-Un-Donald Trump

Kemeja buatan Indonesia kebetulan tidak sempat saya lihat. Yang saya lihat cuma keranjang rotan kasar untuk menyimpan koran dan majalah.

Pada setiap kemeja siap pakai yang dipajang terdapat keterangan tentang negara asal. Juga diberikan daftar nomor ukuran baku yang diberi keterangan apa artinya. Pada balik label kemeja itu tercantum bahwa lingkar leher, lingkar bahu dan lingkar perutnya ada di antara sekian sentimeter.

Buat bulan puasa

Sepatu olahraga merek-merek terkenal yang dibuat dengan lisensi di Korea dan Muangthai mencantumkan nomor sepatu itu atas dasar standar Eropa, Inggris dan Amerika. Seorang teman di Indonesia yang memerlukan sepatu ukuran besar dan susah dicari di Indonesia meminta saya membawakan sepasang sepatu olahraga ukuran nomor 11 menurut standar AS.

Sewaktu sampai di kakinya, ternyata sepatu itu memang seakan-akan dibuat untuk kakinya.

Baca juga: 5 Sepatu Unik yang Terinspirasi dari Makanan, Rasanya Enggak Tega Memakainya karena Terlihat Manis

Saya bertanya-tanya di dalam hati apakah  sepatu Cibaduyut dan celana jengki Pasir Kaliki juga sudah dapat dibeli atas dasar pemesanan dari jauh, ataukah nasib orang yang memesan celana jengki ukuran tertentu juga akan sama dengan nasib saya yang mempunyai dua kopiah bagus tetapi tidak  pas di kepala?

Mungkin sekali orang itu juga harus menamakan celana jengkinya yang sempit celana Ramadan karena hanya dapat dipakai selama bulan puasa, sedangkan celananya yang kebesaran terpaksa dinamakannya celana Rajab atau celana Maulud, karena hanya dapat dipakai dengan enak pada bulan-bulan itu sewaktu ia sering sekali harus makan enak di berbagai undangan pernikahan.

Minta maaf juga kepada Bung Ramadan, Pak Rajab, dan Ananda Maulud. Bukan maksud  hati meminjam nama, tetapi kebetulan saja semua lahir di bulan-bulan itu.

(Ditulis oleh Andi Hakin Nasoetion. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Mei 1989)

Baca juga: Pasukan Khusus Sepatutnya Memang Tak Mengenal Kata Lengah, Apalagi Masuk Jebakan Teroris