5 Tahun Pertama yang Amat Penting

K. Tatik Wardayati

Penulis

5 Tahun Pertama yang Amat Penting

Intisari-Online.com – Lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa paling penting bagi proses tumbuh kembang fisik dan otaknya. Karena setelah lahir, sel-sel otaknya masih terus bertambah sampai si anak berusia 2 tahun sedangkan fungsinya terus meningkat sampai mencapai usia 5 tahun.

Kurun waktu tumbuh kembang otak ini sekaligus juga merupakan masa pembentukan kecerdasan. Selain faktor genetik, pada masa ini keadaan gizi anak dari segi kualitas maupun kuantitas merupakan salah satu faktor yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan intelektualnya. Gizi yang berkualitas, bervariasi dan seimbang – ada protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, serta air – kesemuanya ini akan saling bekerja sama untuk memaksimalkan pembentukan sel-sel saraf dan zat pengantar rangsang di otak. Bila proses ini berjalan dengan baik tentunya akan tercapai fungsi otak yang maksimal pada balita. Dampaknya akan terbentuk tingkat kecerdasannya yang baik.

Namun, bila pada masa kritis ini seorang anak sampai mengalami kurang gizi atau zat-zat gizi tertentu, pertumbuhan otaknya menjadi tidak maksimal. Bila perkembangan sel-sel otak ini sampai terlambat, upaya perbaikan pada tahun-tahun berikutnya tak akan memberikan hasil yang positif. Karenanya, jangan sampai lalai memperhatikan gizi balita Anda pada masa tumbuh kembang otaknya.

ASI nomor satu

Ketika sang buah hati lahir, asupan makanannya hanya ASI. Sungguh suatu karunia besar, selain murah, efisien, dan terjamin kebersihannya, ASI juga mengandung semua unsur gizi terbaik yang dibutuhkan bayi untuk memberik kekebalan tubuh yang membuatnya tahan terhadap serangan penyakit sehingga bisa terus tumbuh sehat tanpa gangguan. ASI juga mendukung tumbuh kembang fisik dan otak bayi secara optimal sehingga kelak dia tumbuh menjadi anak cerdas. Karenya, keputusan seorang ibu untuk menyusui sungguh keputusan yang tepat.

Otak yang 50% jaringannya terdiri atas lemak, sebagian besar merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang omega-3 dan omega-6. Karena itu, untuk tumbuh kembang otak, kebutuhan akan lemak ini cukup tinggi.

Untungnya, ASI bisa memenuhi kebutuhan ini, terutama omega-3 yang tak dapat diproduksi sendiri oleh si bayi. Jadi bukannya tanpa alasan, selama 4 – 6 bulan pertama kehidupannya, bayi mutlak mendapatkan ASI dari ibunya. Namun, sang ibu pun perlu mengasup cukup bahan makanan sumber omega-3 dan omega-6 agar suplai kedua gizi ini ke bayi melalui ASI terjamin.

Kekurangan asupan omega-3 yang berlangsung 1 minggu saja sudah akan menimbulkan gangguan terutama pada bai prematur. Bila berlangsung lama, tumbuh kembang otak bayi akan terganggu dan lingkar kepalanya lebih kecil. Karena itu, ibu menyusui dianjurkan untuk sering mengonsumsi bahan makanan omega-3 terutama yang kaya DHA dengan melakukan pola makan seimbang, bervariasi, dan padat gizi agar ASI dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi.

MP-ASI alias Makanan Pendamping ASI

Memasuki usia selanjutnya, usia 6 bulan ke atas, anak tak lagi cukup hanya mendapat asupan ASI. Ia juga membutuhkan makanan pendamping ASI yang disingkat MP-ASI. Pada masa ini organ pencernaannya memang sudah berangsung-angsur lebih baik. Pada usia 6 bulan, bayi biasanya sudah memiliki refleks mengunyah. Karenanya, ia sudah dapat diberi nasi tim saring yang sudah mulai memperhatikan prinsip gizi seimbang bervariasi. Nasi tim saring ini mengandung karbohidrat yang merupakan sumber utama energi otak. Dicampur dengan protein dan asam lemak esensial, serta vitamin dan mineral yang semuanya akan bersinergi untuk mengoptimalkan kerja otak.

Ketika usianya semakin beranjak, organ pencernaannya semaki sempurna, makanan yang diasup pun sudah lebih padat sampai akhrinya setelah giginya cukup lengkap, asupan makanan sudah hampir seperti orang dewasa. Pada masa-masa ini, prinsip gizi seimbang dan bervariasi tetap berlaku serta dalam jumlah cukup tentunya diperlukan.

Pelbagai zat gizi memberikan manfaat yang berbeda-beda. Berikut ini adalah fungsi masing-masing zat gizi terhadap tumbuh kembang otak anak:

Karbohidrat, “BBM” bagi otak

Seperti mesin, otak pun memerlukan “BBM” untuk bekerja. Bahan makanan sumber karbohidrat seperti nasi, mi, bihun, kentang, roti, juga buah dan sayur yang setelah dicerna di saluran pencernaan berubah menjadi glukosa yang merupakan BBM atau sumber energi utama untuk aktivitas otak.

Kekurangan glukosa akan mengganggu kerja otak yang berakibat anak merasa pusing, kurang konsentrasi, tidak bersemangat, dan uring-uringan. Melihat pentingnya karbohidrat bagi kerja otak, maka kebiasaan sarapan pagi sejak usia balita akan mempersiapkan anak untuk berprestasi secara optimal di sekolah kelak. Sarapan membuat si anak akan lebih bisa berkonsentrasi.

Protein, minyak pelumas otak

Protein yang didapat dari daging, ikan, susu, keju, kacang-kacangan, dan biji-bijian juga amat diperlukan untuk membentuk struktur sel-sel saraf otak dan membuat zat-zat pengantar rangsang di otak.

Jadi saat otak bekerja, ia sibuk menggunakan protein agar fungsinya dapat berjalan dengan baik. Ibaratnya, protein ini berperan sebagai minyak pelumas bagi otak.

Lemak omega-3 dan 6, balita cerdas

Anak mutlak memerlukan lemak dalam makanan sehari-harinya. Lemak ini akan digunakan baik sebagai sumber energi untuk aktivitas fisiknya, juga untuk melarutkan vitamin A, D, E, dan K , dan beta-karoten yang diperlukan untuk tumbuh kembang optimal balita.

Adapun lemak yang terutama dibutuhkan adalah asam lemak esensial yakni asam lemak tak jenuh rantai panjang omega-3 dan omega-6. Kedua asam lemak tersebut diperlukan tubuh untuk memaksimalkan tumbuh kembang otak. Balita yang kekurangan zat gizi ini berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang otak berupa gangguan belajar, penglihatan, persarafan lainnya, dan juga gangguan kekebalan tubuh. Bila hal ini terjadi, tentunya akan berakibat terganggunya kecerdasan anak.

Bahan makanan sumber asam lemak ini adalah ikan laut seperti salmon, makarel, sarden, tenggiri, kacang-kacangan, serta biji-bijian.

Vitamin dan mineral tak ketinggalan

Walau dibutuhkan hanya sedikit, vitamin dan mineral amat penting artinya dalam tumbuh kembang otak seorang anak. Menurut penelitian, balita yang kekurangan vitamin dan mineral di awal kehidupannya kelak bakal berisiko mengalami gangguan fungsi belajar.

Sementara vitamin dan mineral tidak dapat dibuat oleh tubuh sendiri, karenanya mutlak didapatkan dari asupan makanan, atau ditambahkan pada makanan (suplementasi). Dengan makan makanan yang bervariasi, terutama buah dan sayur, maka tubuh pun akan mendapatkan kecukupan vitamin dan mineral.

Air juga penting

Dari segala zat gizi yang dibutuhkan anak, barangkali air yang paling terdengar tak berarti. Padahal, air yang merupakan bagian terbesar dari komponen darah akan membawa zat-zat gizi yang diperlukan ke otak. Selain itu, air juga membantu mengeluarkan sampah-sampah ke luar dari tubuh. Jangan dilupakan pula peran air sebagai media tempat berlangsungnya semua kegiatan tubuh atau yang disebut juga metabolisme.

Berikan selalu pada anak, air matang dan bersih karena dengan demikian ia akan dapat berkonsentrasi dengan baik.

Dengan mengutamakan makanan berkualitas dan berkuantitas dengan pola makan seimbang bervariasi, utamanya dari makanan yang segar dan padat gizi, niscaya tumbuh kembang dan fungsi otak anak Anda akan optimal. Diharapkan kecerdasan anak pun dapat tercapai. (dr. Nany Leksokumoro, MS., Sp.GK – Menu Sehat)

Peran vitamin dan mineral dalam tumbuh kembang otak anak

Jenis

Vitamin/Mineral

Sumber Bahan Makanan

Fungsi

Vitamin B kompleks

Beras, susu, kacang-kacangan, telur, kedelai

Mempengaruhi daya ingat

Vitamin A

Vitamin C

Vitamin E

  • Wortel, tomat, ubi merah
  • Jamblu klutuk, bayam, pepaya
  • Kedelai, kacang tanah
Membentuk energi otak

Magnesium

Mangan

  • Kacang-kacangan, wijen
  • Havermout, bayam
Membentuk energi otak

Natrium

Kalium

Kalsium

  • Keju, kecap, biskuit, garam
  • Kacang hijau, kedelai, pisang
  • Susu dan produknya, ikan teri
Melancarkan komunikasi sesama sel-sel saraf di otak saat menyampaikan pesan

Zat besi & asam folat

  • Hati, kerang, kacang-kacangan, sayuran hijau
Pertambahan sel-sel saraf

Seng

  • Daging sapi, kuning telur, seafood
Mempengaruhi tingkah laku anak