Find Us On Social Media :

Bom, Fanatisme, dan Berubah-ubahnya Wajah Terorisme Sepanjang Sejarah

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 13 Mei 2018 | 12:15 WIB

Terorisme adalah kekerasan

Semisal pada 1941, pembunuhan Archduke Ferdinand dari Austria oleh seorang mahasiswa nasionalis Serbia, Bosnia, berusia 19 tahun.

Dalam setengah abad setelah Perang Dunia II, terorisme meluas jauh melampaui pembunuhan para pemimpin politik dan kepala negara.

Baca Juga: Inilah Bukit Nirbaya di Nusakambangan, Lokasi Eksekusi Mati para Tahanan yang Terkesan 'Angker'

Di koloni Eropa tertentu, gerakan teroris bahkan berkembang dengan tujuan untuk menekan kekuatan kolonial.

Warga sipil sebagai target

Di Asia Tenggara, Timur Tengah dan Amerika Latin ada pembunuhan polisi dan pejabat lokal, penyanderaan, pembajakan pesawat, dan pemboman bangunan.

Dalam banyak tindakan, warga sipil menjadi sasaran.

Baca Juga: Tragis, Nikahi 11 Pria, Wanita Somalia ini Dirajam Hingga Tewas

Dalam beberapa kasus, pemerintah terlibat dalam mendukung aksi terorisme, namun tidak secara langsung sehingga dapat disangkal.

Alasan-alasan yang dianut oleh teroris bukan hanya revolusi sosial dan nasionalisme, tetapi juga dalam beberapa kasus ialah doktrin-doktrin agama.

Pada 1990-an, wajah baru terorisme muncul.

Osama Bin Laden, putra seorang insinyur konstruksi yang sukses, menjadi pemimpin gerakan Islam fanatik kecil yang disebut Al-Qaida (The Base).