Find Us On Social Media :

Eksotisme Pulau Bui dan Benteng Kolonial yang Menjadi Tempat Penggemblengan Calon Prajurit Kopassus di Nusakambangan

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 12 Mei 2018 | 06:00 WIB

Benteng Pendem di Cilacap

Baca juga: 4 Fakta Pasca Kerusuhan di Mako Brimob Depok, Salah Satunya 145 Narapidana Dipindahkan ke Nusakambangan Dengan Pengawalan Super Ketat

Disebut Tanah Lot karena memang di kiri pantai terdapat karang yang menjorok ke tengah dengan dataran kecil menyembul ke atas.

Dulu, di zaman Perdana Menteri Sjahrir, karang itu pernah dipakai sebagai tempat duduk sang Perdana Menteri selama enam jam. Masyarakat pun menyebutnya Batu Sjahrir.

Pantai itu juga dipakai oleh Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI-AD sebagai ajang penggemblengan para prajuritnya. Di tengah karang itu ditancapkan replika pisau komando. Calon anggota Kopassus dinyatakan resmi menjadi anggota bila sanggup mengambil baret merah di karang tersebut.

Satu setengah kilometer di tenggara Pantai Permisan terdapat Pantai Pasir Putih. Sesuai namanya, pasir pantai itu berwarna putih. Dari Permisan satu-satunya jalan menuju ke sana dengan melewati bukit, menerobos hutan pantai yang lebat.

Tapi, kendati jalanan naik, keringat tidak sempat bercucuran. Embusan angin pantai membuat perjalanan selama 30 menit ke sana seperti tak terasa.

Baca juga: Baasyir Baiat Anggota ISIS di LP Nusakambangan

Siang itu Pantai Pasir Putih menyambut rombongan dengan kerimbunannya. Di pinggirnya rumpun pandan dan pohon ketapang tumbuh subur menjulurkan ranting-ranting ke pantai memberi keteduhan bagi yang datang.

Pasir putih terhampar luas, sementara di kejauhan ombak besar menghantam batu karang memercikkan air.

Benteng peninggalan Belanda

Nusakambangan dan pantainya bukan satu-satunya pesona wisata di Kabupaten Cilacap. Di kabupaten seluas 2.142,50 km2 dengan penduduk 1,4 juta itu juga terdapat peninggalan sejarah berupa Benteng Pendem.