Find Us On Social Media :

Ramalan Piramida Giza, Tahun 2979 Akan Terjadi fKiamat, Benarkah?

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 15 Oktober 2024 | 12:39 WIB

Piramida Agung Giza dianggap 'pusatnya pusat'. Ia bahkan disebut meramalkan kiamat yang akan jatuh pada 2979.

Konon batu-batu ini dapat digunakan untuk membangun tembok setebal 0,9 m dengan tinggi 2,7 m mengelilingi Prancis yang luasnya kira-kira sama dengan luas P. Sumatra digabung dengan P. Jawa!

Piramida Agung berdiri megah di kawasan plateau berbatu-batu 10 mil sebelah timur Kairo. Ketika akan membangun pondasi, mula-mula dibangun dinding dari lumpur di sekeliling dataran tinggi, yang kemudian dibanjiri dengan air.

Setelah airnya meresap, tampaklah tonjolan-tonjolan di permukaan yang lalu dipotong sampai didapatkan dataran yang rata, bahkan lebih rata daripada permukaan pondasi gedung pencakar langit abad XX. Barulah dipasang batu-batu besar, diangkut sejumlah besar tenaga kerja dari tambang penggalian di sekitarnya.

Jauh di bawah pondasi batu disiapkan pula makam cadangan, untuk berjaga-jaga kalau Raja Khufu meninggal sebelum proyek ini selesai. Malah kemudian makam kedua juga dibangun di dalam piramid, tapi lebih rendah daripada ruang makam yang direncanakan.

Letak ruang makam ini ± 42 meter dari permukaan tanah dan bisa dicapai melalui lorong kecil.

Ruang itu sendiri tingginya 8 m lebih! Sumbat batu kapur raksasa yang dipasang di lorong itu akan menutup ruang itu selama-lamanya setelah sang pendeta menyelesaikan upacara.

Namun dengan segala pengaturan yang rumit itu, sampai sekarang belum pernah ditemukan mumi sang raja. Bahkan seorang khalifah dari Baghdad pernah dibuat bingung.

Menyimpan ribuan pengetahuan

Tersebutlah nama Abdullah Al Mamun, khalifah Baghdad yang pertama kali menerobos Piramida Agung Giza ± tahun 820 dengan sejumlah orang sewaannya. Al Mamun bukan penjarah barang-barang kuno. Dia memasuki Piramida Agung karena mendengar di sana banyak gelas antipecah alias logam murni dan terutama tabel serta peta astronomi.

Setelah melewati berbagai jebakan yang sulit dan membahayakan di makam, dia akhirnya mencapai ruang makam utama. Namun ruang itu kosong melompong. Yang ada hanya sarkofagus - peti mati dari batu kosong tanpa tutup.

Padahal melihat batu kapur penyumbat yang utuh, Al Mamun yakin belum ada orang yang mendahuluinya memasuki makam itu. Usahanya mencari tanda-tanda masuk paksaan atau penjarahan juga sia-sia.

Akhirnya, dia meninggalkan tempat itu dengan kecewa, dan bingung mengapa proyek raksasa itu dibangun.