Find Us On Social Media :

Kaya Raya, Jenius, tapi Payah Urusan Asmara, Itulah Alfred Nobel yang Hingga Kematiannya Hidup Kesepian

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 11 Oktober 2024 | 14:32 WIB

Alfred Nobel menghibahkan seluruh kekayaannya untuk Hadiah Nobel sejak 1901. Hingga tua hidup kesepian.

Berkat kerja keras dan ketekunannya, Emmanuel berhasil membangun pabrik metalurgi sebagai salah satu bahan pembuat motor yang dipakai untuk 20 kapal uap pemerintah Rusia yang pada tahun 1850-an melayari Selat Wolga dan Laut Kaspia. Dia juga mencetuskan ide membuat kapal penambang pertama untuk keperluan pemerintah Rusia.

Bersama sang ibu, Alfred yang masih bocah dan kedua kakaknya Robert dan Ludwig, akhirnya menyusul ke Rusia. Di sini Alfred memperoleh pelajaran dari guru-guru privat ternama seperti Nicolas Zimin, tentang ilmu kimia di samping juga bahasa Rusia, Jerman, dan Prancis.

Karena kecerdikan dan keenceran otaknya, Emmanuel memberi kesempatan pada Alfred untuk memperdalam ilmu kimia di beberapa negara antara tahun 1850 - 1852 di antaranya ke Jerman, Prancis, Italia, dan Amerika Serikat.

Sekembalinya di St. Petersburg ia bekerja sebagai ahli kimia. Bekerja sama dengan sang ayah, mereka berhasil mengembangkan jenis bahan peledak seperti ranjau darat maupun laut yang dipakai pemerintah Rusia ketika Perang Krim.

Keberhasilan ini memberi dorongan Alfred untuk berusaha lebih keras di laboratorium kimianya untuk menemukan sesuatu yang baru. Namun, kesukaran keuangan akibat peperangan mau tak mau menghentikan percobaan. Perang Krim berakhir dan keluarga Nobel kembali jatuh miskin.

Mereka segera meninggalkan negeri tersebut.

Tahun 1861 Alfred pergi ke Paris untuk mencari sponsor dan tunjangan guna mengadakan percobaan nitrogliserin (yang telah lebih dulu ditemukan ilmuwan Italia, Ascanio Sobrero) sebagai salah satu ramuan bahan peledak.

Dengan uang 100.000 frank Emmanuel mendirikan pabrik nitrogliserin pertama di Heleneborg, dekat Stockholm. Alfred menyadari, satu-satunya problem yang harus dipecahkan supaya nitrogliserin ini dapat digunakan untuk keperluan industri adalah mencari campuran bahan lainnya agar bisa meledak.

Dinamit gom, mesiu tak berasap

Setelah mencoba 50 kali akhirnya Alfred berhasil menemukan detonatornya. Alat tersebut terdiri atas knalkwik yang ditaruh dalam tabung kecil. Kalau bahan itu dipasang, nitrogliserin akan ikut meledak. Bagi Alfred sukses ini merupakan permulaan dari petualangan besar yang ternyata juga malapetaka bagi dirinya.

Tanggal 3 September 1864, rumahnya meledak waktu mereka sedang merakit detonator. Ledakan itu bahkan menewaskan adiknya yang terkecil, Emile, bersama 4 asistennya. Karena duka yang berkepanjangan, Emmanuel Nobel meninggal 8 tahun kemudian.

Meski hatinya terpukul, Alfred tak mundur dan meneruskan usaha sang ayah membuat detonator lain dari bahan cair. Karena waktu itu Swedia sedang membangun, bahan peledak Nobel ini laris seperti kacang goreng.