Find Us On Social Media :

Tragedi Battle of Bramal Lane Ketika Sosok Wasit Memicu Kerusuhan di Lapangan

By Afif Khoirul M, Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:20 WIB

Tragedi Battle of Bramal Lane pada tahun 2002.

Gol tersebut membakar amarah para pemain Sheffield United. Mereka merasa dicurangi, diperlakukan tidak adil oleh sang pengadil lapangan.

Pertandingan pun semakin memanas, tekel-tekel keras dan pelanggaran-pelanggaran mulai bertebaran. Suasana di Bramall Lane berubah menjadi mencekam, aroma permusuhan tercium menyengat.

Puncak kekacauan terjadi pada menit ke-82. Bek Sheffield United, Patrick Suffo, mendapatkan kartu merah karena melakukan pelanggaran keras terhadap Dobie.

Suffo yang merasa frustrasi dengan keputusan wasit, enggan meninggalkan lapangan. Ia melampiaskan emosinya dengan menendang bola ke arah tribun penonton.

Aksi Suffo semakin memanaskan suasana, memicu keributan antar pemain kedua tim.

Wasit Jeffries yang kehilangan kendali atas pertandingan, memutuskan untuk menghentikan laga.

Ia mengangkat tangan, menandakan pertandingan berakhir prematur. Keputusan Jeffries semakin membuat para pemain Sheffield United murka. Mereka mengejar Jeffries, melampiaskan kemarahan dan kekecewaan mereka.

"Battle of Bramall Lane" pun berakhir dengan kekacauan. Pertandingan yang seharusnya menjadi tontonan menghibur, justru berubah menjadi arena pertempuran.

Wasit Andrew Jeffries, dengan keputusannya yang kontroversial, telah menorehkan noda hitam dalam sejarah sepakbola Inggris.

Insiden "Battle of Bramall Lane" menimbulkan banyak pertanyaan dan kontroversi. Apakah keputusan Jeffries benar-benar adil?

Apakah ia memang berpihak pada salah satu tim?

Hingga kini, pertanyaan-pertanyaan tersebut masih belum terjawab dengan tuntas.

Namun, satu hal yang pasti, "Battle of Bramall Lane" menjadi pengingat bahwa sepakbola, selain sebagai olahraga yang menghibur, juga rentan terhadap kecurangan dan manipulasi.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---