Find Us On Social Media :

Hal yang Dilakukan PBB dalam Menengahi Konflik antara Indonesia dan Belanda

By Afif Khoirul M, Rabu, 9 Oktober 2024 | 15:15 WIB

Delegasi Indonesia dalam Sidang Dewan Keamanan PBB. Artikel ini menguraikan bagaimana peran Indonesia pada organisasi internasional yang bersifat global dan contoh nyatanya, seperti PBB, GNB, dan JIM I.

Mempertemukan kembali Indonesia-Belanda dalam perundingan.  

KTN berperan penting dalam memfasilitasi perundingan antara Indonesia dan Belanda, meskipun hasilnya tidak selalu memuaskan kedua belah pihak.

Perundingan Renville, yang difasilitasi oleh KTN, menghasilkan kesepakatan gencatan senjata dan pembentukan Garis Van Mook, namun juga merugikan Indonesia karena harus melepaskan sebagian wilayahnya.

3. Perundingan Renville, Roem-Royen, dan Konferensi Meja Bundar (KMB)

PBB, melalui KTN dan UNCI (United Nations Commission for Indonesia), berperan aktif dalam memfasilitasi perundingan-perundingan penting antara Indonesia dan Belanda:

Perundingan Renville (1948): Menghasilkan kesepakatan gencatan senjata dan pembentukan Garis Van Mook.

Perundingan Roem-Royen (1949): Menghasilkan kesepakatan pengembalian Yogyakarta kepada Indonesia dan penyelenggaraan KMB.

Konferensi Meja Bundar (1949): Menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.

Perundingan-perundingan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan. PBB, sebagai fasilitator dan mediator, berperan dalam menciptakan ruang dialog bagi kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan damai.

4. Dukungan Internasional dan Pengakuan Kedaulatan

PBB, melalui forum-forum internasionalnya, memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menyuarakan aspirasinya dan menggalang dukungan dunia.

Dukungan dari negara-negara sahabat, seperti India, Mesir, dan Australia, memberikan tekanan moral kepada Belanda untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.