Find Us On Social Media :

Nasib Yogyakarta Jika Dikuasai PKI

By Afif Khoirul M, Senin, 7 Oktober 2024 | 18:30 WIB

Ketua PKI DN Aidit disebut sebagai antagonis utama dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965. Dia dianggap serupa iblis.

Meskipun pemberontakan ini berhasil dipadamkan oleh pemerintah, namun meninggalkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia, khususnya di wilayah Madiun dan sekitarnya.

Di Madiun, PKI melakukan kekerasan dan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh agama, masyarakat, dan aparat keamanan yang dianggap sebagai musuh. Ribuan orang menjadi korban keganasan PKI. Peristiwa ini menunjukkan betapa berbahayanya PKI jika berhasil menguasai suatu wilayah.

"Peristiwa Madiun 1948 menjadi bukti nyata bahwa PKI tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Mereka tidak peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan dan agama," ungkap sejarawan Dr. Asvi Warman Adam.

Harapan di Tengah Kecemasan

Meskipun bayang-bayang PKI masih menghantui sebagian masyarakat Yogyakarta, namun semangat untuk menjaga kota ini dari pengaruh ideologi komunis tetap berkobar.

Berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh agama, budayawan, akademisi, hingga masyarakat umum, bersatu padu untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila dan menolak segala bentuk ideologi yang bertentangan dengannya.

"Kita harus belajar dari sejarah, bahwa PKI adalah ancaman bagi bangsa Indonesia. Kita tidak boleh lengah dan harus terus memperkuat persatuan dan kesatuan untuk mencegah PKI bangkit kembali," tegas Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam sebuah kesempatan.

Di tengah kecemasan yang masih membayangi, Yogyakarta tetap tegar berdiri sebagai kota pelajar dan pusat kebudayaan.

Semangat untuk menjaga nilai-nilai luhur bangsa tetap menyala di hati masyarakat Yogyakarta. Mereka yakin bahwa dengan persatuan dan kesatuan, Yogyakarta akan tetap menjadi kota yang damai, toleran, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Sumber:

Wawancara dengan Dr. Purwadi, sejarawan dan budayawan.

Wawancara dengan Butet Kartaredjasa, budayawan dan seniman.

Adam, Asvi Warman. 2011. Membongkar Manipulasi Sejarah: Kontroversi Peristiwa 1965-1966. Jakarta: Kompas.

Ibrahim, Julianto. 2015. "Goncangan pada Keselarasan Hidup di Kesultanan" dalam Malam

Bencana 1965 dalam Belitan Krisis Nasional Bagian II Konflik Lokal. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Soemardjan, Selo. 1984. Perubahan Sosial di Yogyakarta. Jakarta: Gadjah Mada University Press.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---