Find Us On Social Media :

Nasib Yogyakarta Jika Dikuasai PKI

By Afif Khoirul M, Senin, 7 Oktober 2024 | 18:30 WIB

Ketua PKI DN Aidit disebut sebagai antagonis utama dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965. Dia dianggap serupa iblis.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Angin semilir berembus lembut, menggoyangkan dedaunan pohon beringin di alun-alun utara Yogyakarta. Senja mulai merangkak naik, melukis langit dengan gradasi jingga dan lembayung. Di bawahnya, kehidupan kota berjalan seperti biasa.

Para pedagang kaki lima menjajakan dagangannya, anak-anak bermain riang, dan para abdi dalem bersiap menutup gerbang keraton.

Namun, di balik kedamaian yang tampak, tersembunyi sebuah kecemasan yang membayangi hati sebagian warga Yogyakarta. Bayangan akan masa depan yang tak menentu, jika Partai Komunis Indonesia (PKI) berhasil menguasai kota ini.

Yogyakarta, kota yang dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa dan kota pelajar, memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Di kota inilah, Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Sultan Hamengkubuwono X menunjukkan kesetiaannya kepada Republik Indonesia, meskipun diberi kesempatan untuk mendirikan negara sendiri. Kesetiaan ini menjadi landasan kuat bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

Namun, sejarah juga mencatat bahwa PKI pernah memiliki pengaruh yang cukup besar di Yogyakarta. Pada Pemilu 1955, PKI berhasil meraih suara terbanyak di Yogyakarta, mengungguli partai-partai nasionalis lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa ideologi komunisme pernah mendapatkan tempat di hati sebagian masyarakat Yogyakarta.

Pertanyaannya, apa yang akan terjadi jika PKI berhasil menguasai Yogyakarta?

Akankah kota ini tetap menjadi pusat kebudayaan dan pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa?

Ataukah akan berubah menjadi kota komunis yang kering dari nilai-nilai spiritual dan tradisi?