Find Us On Social Media :

Orang-Orang Buangan di Balik Peristiwa G30S PKI

By Afif Khoirul M, Minggu, 22 September 2024 | 18:10 WIB

Sejarah Operasi Trisula, ketika TNI mati-matian menumpas sisa-sisa PKI yang diduga terlibat G30S di Blitar Selatan.

"Di sana, saya belajar tentang arti kebebasan, tentang kekuatan manusia untuk bertahan, dan tentang pentingnya melawan ketidakadilan."

Selain Pulau Buru, terdapat pula pulau-pulau lain yang menjadi tempat pembuangan bagi orang-orang yang dituduh terlibat dalam G30S PKI. Pulau Nusakambangan, sebuah pulau di lepas pantai selatan Jawa Tengah, juga menjadi saksi bisu penderitaan para eksil.

Mereka dipaksa hidup dalam kamp-kamp pengasingan yang keras, di bawah pengawasan ketat aparat keamanan.

Seorang eksil Nusakambangan mengenang, “Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup. Kami bekerja keras di perkebunan, membangun jalan, dan melakukan pekerjaan berat lainnya. Makanan yang kami terima sangat terbatas, dan penyakit sering menyerang. Namun, semangat kami tak pernah padam. Kami saling menguatkan, berbagi cerita, dan berharap suatu hari bisa kembali ke rumah."

Kisah pilu juga datang dari Pulau Waigeo, sebuah pulau di Papua Barat. Di sana, para eksil hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Mereka terisolasi dari dunia luar, kekurangan makanan dan obat-obatan, dan menghadapi ancaman penyakit malaria.

"Kami seperti terlupakan oleh waktu," ungkap seorang eksil Waigeo.

"Kami hidup dalam ketidakpastian, tak tahu apa yang akan terjadi pada kami. Namun, kami tetap berjuang, tetap berharap, dan tetap percaya bahwa suatu hari keadilan akan ditegakkan," jelasnya.

Meski hidup dalam pengasingan, para eksil tak pernah menyerah untuk memperjuangkan kebenaran. Mereka membentuk komunitas, saling mendukung, dan berbagi informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi pada peristiwa G30S PKI.

Beberapa eksil berhasil melarikan diri dari pulau-pulau pengasingan dan mencari suaka di negara-negara lain. Di sana, mereka terus menyuarakan kebenaran, mengungkap pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, dan menuntut keadilan bagi para korban G30S PKI.

Salah satu tokoh eksil yang gigih memperjuangkan kebenaran adalah Soe Hok Gie, seorang aktivis mahasiswa yang kritis terhadap pemerintahan Orde Baru. Soe Hok Gie melarikan diri ke Belanda dan aktif menulis artikel serta memberikan ceramah tentang pelanggaran HAM di Indonesia.

"Saya tidak bisa tinggal diam melihat ketidakadilan," Soe Hok Gie pernah berkata.