Find Us On Social Media :

Orang-Orang Buangan di Balik Peristiwa G30S PKI

By Afif Khoirul M, Minggu, 22 September 2024 | 18:10 WIB

Sejarah Operasi Trisula, ketika TNI mati-matian menumpas sisa-sisa PKI yang diduga terlibat G30S di Blitar Selatan.

   

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - "Sejarah adalah guru kehidupan," demikian pepatah bijak mengingatkan kita. Namun, terkadang, sejarah juga menyimpan luka yang tak kunjung sembuh, rahasia yang terpendam dalam lapisan waktu.

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S PKI) adalah salah satu episode kelam dalam sejarah Indonesia, yang menyisakan duka mendalam bagi bangsa ini.

Di balik tragedi tersebut, tersembunyi pula kisah pilu tentang pembuangan warga Indonesia ke pulau-pulau terpencil, jauh dari sanak saudara, jauh dari kehidupan yang mereka kenal.

Dalam artikel ini, kita akan menyelami kisah-kisah mereka yang terasingkan, para eksil yang menanggung beban sejarah.

Pulau Buru: Penjara Alam bagi Orang-Orang Terbuang

Pulau Buru, sebuah pulau di Maluku yang dikenal akan keindahan alamnya, berubah menjadi penjara alam bagi ribuan orang yang dituduh terlibat dalam G30S PKI. Mereka diasingkan ke sana tanpa proses pengadilan yang adil, hidup dalam kondisi serba kekurangan, terputus dari dunia luar.

"Kami seperti hantu yang hidup di antara pepohonan," kenang seorang eksil Pulau Buru.

“Kami bekerja keras membuka lahan, membangun rumah, dan menanam padi, hanya untuk bertahan hidup. Rindu kampung halaman selalu menghantui, namun kami tak tahu kapan bisa kembali."

Di antara mereka yang dibuang ke Pulau Buru terdapat seniman, sastrawan, dan intelektual ternama, seperti Pramoedya Ananta Toer, seorang penulis legendaris Indonesia.

Di tengah penderitaan dan keterasingan, Pramoedya tetap berkarya, menulis novel-novel epik yang menggugah dunia, seperti “Bumi Manusia” dan “Anak Semua Bangsa”.

"Pulau Buru adalah universitas kehidupan bagi saya," Pramoedya pernah berkata.