Find Us On Social Media :

Merebut Irian Barat dari Dalam: Saat Papua Jadi Bagian dari Indonesia

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 22 September 2024 | 11:07 WIB

Indonesia ingin Irian Barat kembali ke pangkuannya, sementara Belanda semakin menutup akses. Tak ada jalan lain kecuali operasi militer.

Juga Garuda Merah II menerjun-kan 79 pasukan gabungan Yon-454 dan satu peleton PGT ditambah 30 koli barang di Fakfak, serta Garuda Putih II menerjunkan 80 personel PGT di Sansopor-Sorong.

Operasi Serigala 17 dan 19 Mei dengan dropping zone di Klamono (27 prajurit PGT) dan Teminabuan (81 prajurit PGT), menggunakan pesawat Dakota dan Hercules. Operasi Kancil pada 17 Mei dilaksanakan simultan melalui Kancil I dengan penerjunan di Fakfak, Kancil II di Kaimana, dan Kancil III di Sorong. Di setiap lokasi diterjunkan satu kompi pasukan dengan pesawat Dakota.

Operasi Naga dilaksanakan pada 23 Juni dengan sasaran Merauke Menerjunkan 55 anggota RPKAD dan 160 orang dari Yon-530 menggunakan pesawat Hercules. Lantas disusul Operasi Lumbung pada 30 Juni, berupa penerjunan logistik di Merauke menggunakan pesawat Hercules untuk keperluan pasukan Operasi Naga. Operasi Rajawali pada 26 Juli menerjunkan 71 anggota Yon-328 di Kaimana dengan Hercules.

Akhirnya dilaksanakanlah operasi pamungkas yaitu Operasi Jatayu. Dilaksanakan tiga kali di bawah sandi Elang dengan daerah sasaran Klamono-Sorong menerjunkan 132 prajurit PGT, Gagak menerjunkan 141 orang dari Yon454 di Kaimana, dan Alap-alap yang diterbangkan langsung dari Bandung untuk menerjunkan 132 anggota PGT di Merauke.

Sebelum semua itu dimulai, KOLA mendatangkan artis-artis penyanyi Ibukota ke Laha, Ambon, untuk menghibur. Suara merdu dan goyangan Rita Zahara, Fetty Fatimah, dan Usman Gumanti mengendorkan saraf ketegangan prajurit sebelum menjalani misi merebut wilayah jajahan asing.

Hampir semua penerjunan dilakukan pada dini hari menjelang pagi. Itu ciri PGT. Maka sebagai simbol, dipilihlah warna baret jingga untuk pasukan itu. Sebelumnya, PGT hanya mengenakan topi atau jungle hat, tidak beda dengan pasukan lain.

Yang berat justru mendapatkan makanan

Perintah operasi penerjunan pertama kali di wilayah Irian Barat tertuang dalam surat No. 01/PO/SR/4/1962 tanggal 11 April 1962 yang ditandatangani Panglima Mandala Mayjen TNI Soeharto. Di depan pasukan gabungan PGT dan RPKAD Panglima berpesan agar pasukan tidak melupakan Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.

“Hindari vuur contact (kontak senjata) karena tugas kalian adalah menyusup dan infiltrasi,” pesan Mayjen TNI Soeharto.

Pagi hari, 26 April 1962, terbang-lah sebuah pembom B-25 Mitchel dan dua pemburu P-51 Mustang dari Lanud Amahai di Ambon dan Letfuan di Kep. Kei, Ambon, dengan tujuan Sorong. Maksud penerbangan itu adalah memantau keamanan jalur penerbangan sekaligus penipuan (deception flight).

Pesawat AURI biasanya akan tertangkap radar Belanda di Sorong atau Kaimana, atau di kapal perang mereka. Dapat dipastikan mereka akan memberitahu Skuadron Pemburu di Jeffman dan Kaimana untuk mengejar. Dengan taktik ini diharapkan pesawat Dakota yang menerjunkan pasukan akan terhindar dari sergapan pesawat Belanda.

Belanda tidak menduga bahwa Indonesia mampu melakukan infiltrasi melalui udara. Kalangan militer Belanda mulai guncang dan ragu akan pertahanan udaranya. Perhatian mereka akan tertuju ke pedalaman untuk menangkal serangan gerilya sehingga pasukan RI yang akan menyerbu dari wilayah pantai lebih leuasa masuk.