Find Us On Social Media :

Menyusuri Napak Tilas Mr. Wallacea di Perairan Sulawesi yang Indah

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 21 September 2024 | 11:31 WIB

Berbenam lumpur bau, duck dive, memanjat akar bakau, dan minum air sungai tanpa dimasak menjadi bagian petualangan saat mengikuti Ekspedisi Wallacea Indonesia (EWI) 2004.

Timbul pertanyaan dalam benak, apa manfaatnya?

"Laut mengisi 70% Bumi kita. Jadi, kondisi laut akan berpengaruh pada iklim dunia," ujar Widodo Setiyo Pranowo, M.Si. (28), ketua Tahap 1 EWI 2004, dalam kesempatan terpisah. Dari hasil penelitian fisik kelautan tadi bisa ditentukan tinggi maksimum dan minimum pembangunan dermaga dan pelabuhan bagi keperluan bongkar muat, misalnya.

Dikira intel

Basecamp utama kami adalah rumah panggung kayu milik keluarga Suaib dan Nurhaida di Desa Sagori, Kelurahan Sikeli, Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana. Saya lewatkan sore itu dengan berkeliling di desa nelayan ini.

Bertemu anak-anak setempat selalu menyenangkan. Ramai-ramai main gasing dari bahan daur ulang - sekrup dan busa sandal jepit, atau memancing ulati (caring) umpan ikan keluar dari pasir dengan perasan daun yang mirip daun suji.

Usai makan malam dengan ikan kembung goreng dan sayur kacang, ketua tim, Gunardi Kusumah, ST memimpin briefing harian untuk rencana dan laporan kegiatan. Keesokan harinya ketika hari masih gelap, saya bersama Rita Rachmawati (peneliti terumbu karang) dan Utami Kadarwati, M.Sc. (peneliti geomorfologi), dipandu Indrawati - putri tuan rumah - berjalan kaki 2 km menuju Kampung Bajo, kampung di atas laut, untuk survei awal hasil laut bernilai ekonomi tinggi macam tripang dan mata tujuh (abalon).

Rumah-rumah di sini rata-rata berdinding anyaman bambu, beratap sirap, dan berdiri di atas tiang-tiang setinggi 3 m, karena menjorok beberapa puluh meter ke arah laut. Waktu menuju ke sebuah rumah, kami harus melewati 1- 2 bilah kayu atau bambu.

Tiba-tiba, krak, krak, si bambu ternyata tak mampu menahan bobot saya. Untung, pasang air laut cuma selutut. Semua kamera saya mengapung aman dalam dry bag.

Siangnya, di tempat sama saya mengikuti Dr. Laode M. Asian dari Universitas Haluoleo yang meneliti bulu babi (Diadema spp.), sejenis hewan air laut yang di Jepang dimanfaatkan sebagai pupuk.

Dipandu remaja suku Bajo, kami mengumpulkan cangkang abalon cokelat dan abu-abu. Dalam mitos orang Cina, makan abalon bikin sehat dan makmur. Sehatnya sih masuk akal karena abalon kaya protein. Entah makmurnya. Dengan cangkang bagian dalam berkilau bak tiram mutiara, ada kemungkinan untuk mencoba budidaya mutiara dari abalon.

Ketika diadakan dialog usai salat Magrib di masjid setempat dalam acara memperkenalkan tim dan kegiatan EW1 2004, seorang warga mengeluh, "Sudah 10 tahun ini tak ada lagi cumi-cumi di sini. Memelihara teripang pun, waktu kecil ribuan, tapi saat panen tinggal puluhan (jumlahnya)."

Inilah kesempatan tim untuk mentransfer pengetahuan plus kampanye. "Kalau hutan bakau dibabat, udang dan cumi-cumi tak punya tempat bertelur. Mari kita tanam bakau lagi. Keramba bagian atas dan bawah harus ditutup jaring plastik, jadi teripang tak bisa merambat naik atau turun untuk kabur," tanggap Laode M. Asian.