Find Us On Social Media :

Batik Oey Soe Tjoen, Batik Pesisir Legendaris yang Nasibnya Penuh Ironi di Tengah Puja-puji

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 19 September 2024 | 13:11 WIB

Batik Oey Soe Tjoen, batik pesisir legendaris asal Pekalongan yang nasibnya tak sebagus kualitasnya. Sudah tak sejaya zama keemasannya dulu.

Seluruh pesanan yang telah diproduksi, batal. Akhirnya batik-batik itu menumpuk di gudang, di belakang rumah Widianti.

Tak berhenti sampai di situ, beberapa waktu kemudian terjadi kelangkaan minyak tanah. Setelah melalui pergulatan batin yang panjang, Widianti akhirnya memutuskan untuk mengistirahatkan Batik Oey untuk sementara waktu.

"Sekitar 30 pembatik yang ada sejak zaman Papa saya pulangkan. Saya hanya memakai 12-15 orang saja untuk menjaga kebutuhan produksi Batik Oey. Tapi secara umum, selama kurang lebih setahun, saya tidak menerima pesanan batik dari luar," kenang Widianti tentang masa-masa sulit itu.

Harapan dari Jepang

Suatu siang pada 2004, datang seorang pencinta batik dari Jepang. Tidak ada angin tidak hujan, tiba-tiba ia memesan motif batik hokokai yang didapatnya dari salah satu museum di Jepang. Syaratnya hanya satu, tak peduli bagus atau tidak, harus menyerupai motif yang dia inginkan.

Widianti yang waktu memang sedang senggang, menyanggupi permintaan si orang Jepang yang baik hati itu. Seperti sebelum-sebelumnya, Widianti meminta tenggat pembuatan kurang lebih tiga tahun. Orang Jepang tersebut menyanggupi.

Belum sampai setahun, si orang Jepang sudah datang lagi. Padahal batik yang dia pesan sama sekali belum beres. Tapi bukan itu tujuan si Jepang, kali ini lebih gila, dia membawa empat motif yang berbeda satu dengan yang lain.

Karena merasa terlalu berat, maka Widianti hanya menyanggupi dua saja dari motif-motif tersebut. Lagi-lagi pencinta batik dari Jepang itu menyanggupi.

Di tengah usahanya menyanggupi pesanan dari Jepang, datanglah tamu dari Singapura. Karena tertarik dengan gambar karya Widianti, sang tamu ikut-ikutan memesan apa yang dipesan oleh si orang Jepang.

Entah karena apa, setelah itu tiba-tiba banyak pencinta batik yang memesan Batik Oey. Akhirnya, pada tahun itu juga, Widianti memberanikan diri untuk kembali membuka permintaan pembuatan batik.

Sempat ingin berhenti