Pendidikan haruslah bersifat inklusif, menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial, ekonomi, maupun budaya.
"Tut Wuri Handayani": Menuntun dengan Bijaksana
Semboyan "Tut Wuri Handayani" yang dicetuskan Ki Hajar Dewantara mencerminkan semangat kepemimpinan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip sosiologi.
Seorang pendidik haruslah menjadi "penggembala" yang bijaksana, menuntun anak didiknya dengan penuh kasih sayang dan pengertian.
Pendidikan bukanlah proses indoktrinasi, melainkan sebuah perjalanan bersama untuk menemukan jati diri dan mengembangkan potensi diri.
"Ing Ngarso Sung Tulodo": Menjadi Teladan
Seorang pendidik, menurut Ki Hajar Dewantara, haruslah menjadi teladan bagi anak didiknya. Beliau menekankan pentingnya integritas dan moralitas dalam dunia pendidikan. Pendidik haruslah menjadi sosok yang dapat menginspirasi dan memotivasi anak didiknya untuk menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.
"Ing Madya Mangun Karsa": Membangun Semangat
Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya membangun semangat dan motivasi dalam diri anak didik. Pendidik haruslah mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana anak didik merasa nyaman dan terdorong untuk belajar secara aktif dan kreatif.
Pendidikan yang Berakar pada Budaya
Ki Hajar Dewantara menyadari bahwa pendidikan haruslah berakar pada budaya bangsa. Beliau tidak ingin pendidikan Indonesia menjadi tiruan dari sistem pendidikan Barat.
Pendidikan haruslah menjadi alat untuk memperkuat identitas nasional dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa.