Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com - Di bawah naungan langit zamrud khatulistiwa, di antara untaian zamrud kepulauan yang terbentang luas, lahirlah sebuah negara bernama Indonesia.
Negara yang bukan hanya sekadar goresan di atas peta, melainkan sebuah simfoni perjuangan, perpaduan harmonis dari berbagai latar belakang, budaya, dan bahasa.
Filsuf Perancis, Ernest Renan, pernah mengemukakan pandangannya tentang bangsa, "Le désir d'être ensemble," atau keinginan untuk bersatu.
Namun, Indonesia bukanlah sekadar perwujudan dari keinginan tersebut. Ia adalah sebuah mahakarya yang tercipta dari pergulatan sejarah, perjuangan panjang melawan penjajahan, serta semangat persatuan yang tak tergoyahkan.
Api Perjuangan yang Menerangi Jalan
Sebelum fajar kemerdekaan menyingsing, Indonesia telah lebih dulu ditempa dalam kobaran api perjuangan. Di setiap sudut Nusantara, para pahlawan berjuang dengan gagah berani melawan penjajah, mengorbankan jiwa dan raga demi sebuah impian, kemerdekaan.
Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, dan banyak lagi pahlawan lainnya, telah menorehkan tinta emas dalam sejarah perjuangan bangsa.
Darah, keringat, dan air mata telah membasahi bumi pertiwi. Namun, semangat juang tak pernah padam. Di tengah gempuran penjajah, rakyat Indonesia bersatu, bahu-membahu melawan musuh bersama. Mereka sadar, hanya dengan persatuan dan kesatuan, kemerdekaan dapat diraih.
Sumpah Pemuda: Ikrar Persatuan yang Menggetarkan
Pada tanggal 28 Oktober 1928, di sebuah gedung sederhana di Batavia, berkumpullah para pemuda dari berbagai penjuru Nusantara.
Mereka berbeda suku, agama, dan bahasa, namun memiliki satu tujuan yang sama: Indonesia merdeka. Di bawah panji Sumpah Pemuda, mereka berikrar:
"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia."
"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia."
"Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."
Ikrar tersebut menggetarkan jiwa, menyatukan semangat, dan mengobarkan api perjuangan. Sumpah Pemuda menjadi tonggak sejarah yang penting dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.
Proklamasi Kemerdekaan: Puncak Perjuangan yang Membara
Setelah bertahun-tahun berjuang, akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Di sebuah rumah sederhana di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta, Soekarno dan Hatta membacakan teks proklamasi yang menggema di seluruh penjuru Nusantara.
"Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya."
Proklamasi kemerdekaan adalah puncak perjuangan bangsa Indonesia. Ia adalah sebuah deklarasi yang tegas, bahwa Indonesia telah bebas dari belenggu penjajahan.
Namun, perjuangan belum berakhir. Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dan membangun sebuah negara yang adil, makmur, dan sejahtera.
Pancasila: Fondasi Kokoh Negara Kebangsaan
Dalam membangun negara kebangsaan, Indonesia tidak hanya mengandalkan semangat persatuan, tetapi juga memiliki fondasi yang kokoh, Pancasila.
Pancasila adalah ideologi negara yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Ia adalah bintang penuntun yang menerangi jalan bangsa menuju cita-cita luhurnya.
Ketuhanan Yang Maha Esa: Mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber segala sesuatu.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kesopanan.
Persatuan Indonesia: Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas segala perbedaan.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam pengambilan keputusan.
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia. Ia adalah perekat yang mempersatukan berbagai suku, agama, ras, dan golongan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika: Semboyan Persatuan dalam Keberagaman
Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke, terdapat ratusan suku bangsa, bahasa, dan budaya yang berbeda.
Namun, keberagaman tersebut tidak membuat Indonesia terpecah belah. Sebaliknya, ia menjadi kekuatan yang mempersatukan bangsa.
"Bhinneka Tunggal Ika," semboyan yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu," adalah cerminan dari semangat persatuan dalam keberagaman. Ia mengajarkan bahwa meskipun berbeda, kita tetap satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa.
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Perjalanan bangsa Indonesia tidak selalu mulus. Berbagai tantangan dan rintangan menghadang di sepanjang jalan. Namun, dengan semangat persatuan, gotong royong, dan Pancasila sebagai bintang penuntun, Indonesia mampu melewati segala cobaan.
Masa depan Indonesia penuh harapan. Generasi muda Indonesia adalah generasi penerus bangsa yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang.
Dengan semangat juang yang tinggi, kreativitas, dan inovasi, mereka akan membawa Indonesia menjadi negara yang maju, adil, makmur, dan sejahtera.
Kesimpulan
Negara kebangsaan Indonesia bukanlah sekadar perwujudan dari "Le désir d'être ensemble."
Ia adalah sebuah mahakarya yang tercipta dari pergulatan sejarah, perjuangan panjang melawan penjajahan, serta semangat persatuan yang tak tergoyahkan.
Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan semangat gotong royong adalah pilar-pilar yang menopang kokohnya negara kebangsaan Indonesia.
Indonesia adalah negara yang besar, kaya akan sumber daya alam, dan memiliki potensi yang luar biasa.
Dengan semangat persatuan, kerja keras, dan doa, Indonesia akan mampu mewujudkan cita-cita luhurnya: menjadi negara yang adil, makmur, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.
Merdeka!
*
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---