Find Us On Social Media :

Sejarah Deodoran dan Masalah Bau Badan sebagai Kejahatan Sosial di AS

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 22 Agustus 2024 | 13:53 WIB

Doedoran yang diciptakan untuk melenyapkan bau badan muncul di akhir abad ke-19.

Persoalan itu berlangsung hingga awal 1940-an, ketika seorang ahli kimia bernama Jules Monteiner melakukan reformulasi kadar keasaman yang terkandung di dalam deodoran-deodoran yang ada saat itu. 

Produk baru milik Montenier, dikenal sebagai Stopette dan dikemas dalam botol plastik, mendorong permintaan yang lebih besar terhadap produk ini. Selain dalam bentuk kemasan plastik, Stopette juga dijual dalam bentuk semprotan.

Seiring waktu, deodoran terus mendapatkan popularitasnya. Hingga akhirnya menarik perhatian para pria dalam skala yang sangat besar. Pada tahun 1950-an, diperkirakan 50% pria menggunakan deodoran untuk mengatasi bau badannya.

Pada 1960-an, antiperspiran aerosol masuk pasar dengan merek Right Guard yang dikeluarkan oleh Gillette. Produk baru itu disebut sangat revolusioner dan semakin meningkatkan popularitas antiperspiran, meskipun model tersebut dibebani dengan masalah keamanan dan lingkungan.

Pada 1977, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, FDA, melarang aluminium zirkonium, bahan aktif dalam aerosol, karena masalah keamanan. Tak lama setelah itu, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, EPA, menyuarakan kekhawatiran atas penggunaan propelan CFC yang digunakan dalam aerosol, yang berkontribusi terhadap penipisan lapisan ozon.

Selanjutnya, antiperspiran berbentuk batangan dalam tabung plastik--seperti yang kita kenal saat ini--menjadi metode pengemasan yang lebih disukai. Begitulah sejarah singkat deodoran yang mengatasi persoalan bau badan di Amerika Serikat.