Penulis
Sejarah doedoran tak lepas dari bau badan yang dicap sebagai kejahatan sosial di Amerika Serikat. Awalnya hanya untuk perempuan, tapi ternyata banyak pria yang menyukainya.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -DiAmerika Serikat, body odor (BO) alias bau badan adalah sebuah kejahatan sosial, sebagaimana dikutip dari Humblebrands.com. Kampanye itu bahkan disebarkan lewat iklan, surat kabar, film, dan televisi. Tapi masyarakat AS seolah ogah membahas masalah itu sehingga lahirlah deodoran dan antiperspiran.
Selama ribuan tahun, jauh sebelum produk deodoran dan antiperspiran komersial ditemukan, parfum dan bahan pewangi alami, seperti minyak esensial, digunakan untuk menutupi bau badan yang menyengat. Belakangan, kain penyerap digunakan di ketiak untuk menyerap keringat sebelum meresap ke pakaian. Bedak talk, lalu soda kue, merupakan bahan-bahan awal yang umum digunakan sebagai deodoran modern.
Masih dari sumber yang sama, deodoran komersial pertama baru hadir pada 1888. Ketika itu, sebuah perusahaan bernama Mum meluncurkan krim penghilang bau yang mengandung zinc oxide sebagai bahan aktif penghilang bau badan dalam kemasan kaleng logam.
Saat itu, produk deodoran masih dipasarkan khusus untuk perempuan.Meskipun konsepnya inovatif, penggunaan deodoran saat itu masih berjalan lambat. Pada1903, Everdry menjadi antiperspiran pertama yang memasuki pasar. Produk ini menggunakan aluminium salt sebagai bahan aktif penghambat keringat. Produk ini bekerja dengan menyumbat pori-pori untuk mencegah keringat.
Pemasaran antiperspiran pertama datang dari seorang remaja perempuan bernamaEdna Murphey lewat merek Odorono. Merek itu terbuat dari produk penghenti keringat yang dibuat oleh sang ayah di mana tujuan awalnya adalah untuk menjaga tangan dokter bedah tetap kering.
Ketika itu, kampanye yang dilakukan oleh Edna terbilang sangat agresif. Dalam sebuah iklan yang terbit tahun 1920 berbunyi begini: "Momen paling memalukan dalam hidup saya adalah ketika saya tidak sengaja mendengar saya tidak populer di kalangan pria".
Selama beberapa dekade sejak saat itu, orang Amerika semakin terobsesi untuk menghilangkan bau badan dan biang keringat.
Seiring berjalannya waktu, doedoran menjadi sesuatu yang umum. Tapi ada persoalaan. Meskipun pemasaran yang dilakukan tergolong cerdik, Odorono dan produk sejenisnya kerap menyebabkan iritasi pada kulit. Juga noda pada kain karena kadar asam dalam aluminium kloridanya.
Persoalan itu berlangsung hingga awal 1940-an, ketika seorang ahli kimia bernama Jules Monteiner melakukan reformulasi kadar keasaman yang terkandung di dalam deodoran-deodoran yang ada saat itu.
Produk baru milik Montenier, dikenal sebagai Stopette dan dikemas dalam botol plastik, mendorong permintaan yang lebih besar terhadap produk ini. Selain dalam bentuk kemasan plastik, Stopette juga dijual dalam bentuk semprotan.
Seiring waktu, deodoran terus mendapatkan popularitasnya. Hingga akhirnyamenarik perhatian para pria dalam skala yang sangat besar. Pada tahun 1950-an, diperkirakan 50% pria menggunakan deodoran untuk mengatasi bau badannya.
Pada 1960-an, antiperspiran aerosol masuk pasar dengan merek Right Guard yang dikeluarkan oleh Gillette. Produk baru itu disebut sangat revolusioner dan semakin meningkatkan popularitas antiperspiran, meskipun model tersebut dibebani dengan masalah keamanan dan lingkungan.
Pada 1977, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, FDA,melarang aluminium zirkonium, bahan aktif dalam aerosol, karena masalah keamanan. Tak lama setelah itu, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, EPA,menyuarakan kekhawatiran atas penggunaan propelan CFC yang digunakan dalam aerosol, yang berkontribusi terhadap penipisan lapisan ozon.
Selanjutnya, antiperspiran berbentuk batangan dalam tabung plastik--seperti yang kita kenal saat ini--menjadi metode pengemasan yang lebih disukai. Begitulah sejarah singkat deodoran yang mengatasi persoalan bau badan di Amerika Serikat.