Find Us On Social Media :

Sejarah Singkat Kemerdekaan Indonesia, Dari Menyerahnya Jepang Hingga Jumat Keramat 17 Agustus 1945

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 4 Agustus 2024 | 12:20 WIB

Begitulah sejarah singkat kemerdekaan Indonesia, dari kalahnya Jepang atas Sekutu hingga pembacaan teks proklamasi pada Jumat, 17 Agustus 1945. Semoga bermanfaat.

Meski bukan orang Indonesia, sosok ini punya peran penting dalam proses proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dialah Laksama Muda Meida.

Laksamana Meida mengizinkan rumahnya digunakan sebagai tempat perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Rumah Laksamana Maeda yang terletak di Jalan Meiji Dori (sekarang Jalan Imam Bonjol Nomor 1), Jakarta Pusat, menjadi saksi kala Soekarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Soebarjo merumuskan teks proklamasi pada dini hari tanggal 17 Agustus 1945.

Laksamana Maeda adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Perwira tinggi bernama lengkap Laksamana Muda Tadashi Maeda itu lahir di Kagoshima, Jepang, pada 3 Maret 1898.

Laksamana Maeda berasal dari keluarga keturunan kelas samurai dan ayahnya adalah seorang kepala sekolah di Kajiki. Pada usia 18 tahun, Laksamana Maeda masuk ke Akademi Angkatan Laut Jepang dan mengambil spesialisasi navigasi.

Laksamana Maeda pun telah mendapatkan pangkat letnan satu di Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada 1930. Ia mulai menjadi atase angkatan laut untuk Belanda pada 1940. Setelah itu, pada Oktober 1940, Maeda ditugaskan ke Indonesia untuk menegosiasikan perjanjian dagang dengan pemerintah kolonial, khususnya terkait pembelian minyak untuk Jepang.

Selain itu, ia juga ditugaskan membangun jaringan mata-mata di Indonesia. Belum genap satu tahun berada di Indonesia, Maeda kembali ke Jepang pada pertengahan 1941, untuk bekerja sebagai seksi urusan Eropa.

Laksamana Maeda kembali ke Indonesia setelah Jepang menyerbu Hindia Belanda pada 1942. Ketika itu Maeda ditugaskan mengatur operasi-operasi Angkatan Laut Jepang di wilayah Papua. Maeda kemudian ditugaskan ke Batavia (Jakarta) setelah pemerintah kolonial Belanda sepenuhnya jatuh.

Di Jakarta, Maeda menjadi penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat ke-16 Jepang. Lihat Foto Bangunan yang menjadi rumah Laksamana Maeda di Jakarta, pada 1931. Bangunan itu kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Laksamana Maeda memiliki peran cukup penting dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. Pada Oktober 1944 atau setelah Perdana Menteri Jepang Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia, Laksamana Maeda pun membentuk Asrama Indonesia Merdeka.

Asrama itu dibangun Maeda sebagai sarana menciptakan pemimpin-pemimpin negara Indonesia merdeka. Simpati Laksamana Maeda terhadap keinginan Bangsa Indonesia untuk merdeka juga ditunjukkan dengan kesediaanya menyiapkan rumah sebagai tempat peremusan teks proklamasi.

Rumah Laksamana Maeda dipilih sebagai tempat perumusan teks proklamasi karena perwira Jepang itu bersedia melindungi Soekarno dan Hatta. Sebagai Kepala Perwakilan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, Laksamana Maeda memiliki imunitas terhadap angkatan perang Jepang.

Karena itulah Soekarno dan Hatta lebih aman berada di rumah Laksamana Maeda karena tidak akan diserang oleh angkatan perang Jepang. Berkat perlindungan Laksamana Maeda di rumahnya, perumusan teks proklamasi Indonesia pun dapat berjalan lancar.

Meski begitu, perannya dalam persiapan kemerdekaan Indonesia membuat Laksamana Maeda harus menerima konsekuensi cukup serius. Setelah Indonesia merdeka, Laksamana Maeda ditangkap sekutu dan harus mendekam di penjara hingga 1947 karena dinilai sebagai penghianat. Seusai dibebaskan dari penjara, Laksamana Maeda kembali ke Jepang dan harus menghadapi pengadilan militer.

Namun, Laksamana Maeda akhirnya dinyatakan tidak bersalah. Ia kemudian memilih mundur dari jabatannya di milter. Laksamana Maeda meninggal dunia di Jepang pada usia 79 tahun, tepatnya pada 13 Desember 1977.

Begitulah sejarah singkat kemerdekaan Indonesia, dari kalahnya Jepang atas Sekutu hingga pembacaan teks proklamasi pada Jumat, 17 Agustus 1945. Semoga bermanfaat.