Find Us On Social Media :

Pengertian Sejarah Menurut Herodotus Sang Bapak Ilmu Sejarah

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 22 Juli 2024 | 17:50 WIB

Begitulah pengertian sejarah menurut Herodotus juga bagaimana kisah hidup sang Bapak Sejarah.

“Hai, sahabatku dari Athena, telah kudengar bahwa Anda telah banyak mengunjungi negara-negara. Maka timbullah keinginan padaku untuk menanyakan apa Anda sudah menjumpai orang yang paling berbahagia?”

Dalam hatinya Croesus mengharapkan supaya Solon menyebut Croesus sebagai orang yang paling berbahagia. Akan tetapi Solon menjawab: “Tellos, raja Athena”. Dengan heran Croesus menanyakan: “Apakah sebabnya sahabat, Anda menyebut Tellos?”

“Pertama Tellos telah hidup dalam kota yang sangat makmur, dan kedua Tellos telah gugur sebagai pahlawan dalam mempertahankan kotanya, sehingga dia sampai sekarang masih dipuja oleh rakyatnya.”

Croesus merasa kecewa, tetapi kini dia yakin bahwa tempat kedua pasti jatuh kepadanya. Maka ditanyakannya lagi, “Bila raja Tellos yang pertama, siapakah yang kedua?” Solon menyebut nama seorang lain. Kini Croesus dengan murka berkata: “Hei, Solon, apakah kebahagiaanku di matamu tak ada artinya sama sekali?”

“Wahai, Croesus, ingatlah perkataanku ini: selama orang masih hidup tak dapat disebutnya berbahagia. Hari ini dia masih mengecapkan kesenangannya. Siapa tahu esok hari dia ditimpa malapetaka yang dahsyat.”

Croesus tetap merasa tidak puas, lalu menganggap Solon sebagai seorang yang tidak wajar pikirannya. Ketika Solon meninggalkan istana, Croesus tidak menyesal sedikit pun. Tidak lama kemudian dewa-dewa menghukum kesombongan Croesus.

Putranya yang sulung menjadi tuli, dan dalam impian telah diramalkan bahwa puteranya yang kedua akan tewas karena sepucuk lembing. Sekalipun Croesus menjauhkan segala benda yang tajam dari lingkungan puteranya, ternyata apa yang diimpikan itu terjadi juga.

Putranya menemui ajalnya dalam perburuan karena lemparan sebuah tombak. Akhirnya kerajaan Lydia sendiri direbut oleh raja Persia, Cyrus. Croesus dijatuhi hukuman mati dan ditempatkan di atas unggun kayu untuk dibakar hidup-hidup.

Pada saat itu Croesus terkenang pada kata-kata Solon, bahwa seseorang belum dapat dikatakan bahagia sebelum meninggal dalam keadaan yang sempurna. Dengan air mata berlinang-linang dia berseru: “Solon, Solon, Solon. Betapa benar kata-katamu.”

Akhirnya dewa-dewa mengampuninya. Hujan yang lebat turun dan Croesus mendapat pengampunan.

Cincin zamrud Polukrates

Polukrates, penguasa pulau Samos, selalu berhasil dalam segala usahanya. Sahabat-sahabatnya khawatir kalau-kalau satu waktu Polukrates akan mengalami nasib buruk sebab dewa-dewa niscaya akan merasa iri hati.

Salah seorang sahabatnya, Amasis, raja Mesir, menulis kepadanya:

“Sangat menyenangkan hati mendengar bahwa Anda sangat beruntung. Akan tetapi kebahagiaan yang berlimpah-limpah dapat menimbulkan rasa tidak senang di kalangan dewa-dewa. Maka ikutilah nasihatku: Buanglah sesuatu benda yang sangat berharga bagi Anda, sehingga kehilangan itu akan membuat Anda sangat sedih. Dengan demikian Anda dapat menghindarkan diri dari amarah dewa-dewa.”

Polukrates menuruti nasihat baik dari sahabatnya lalu melemparkan sebuah cincin zamrud yang indah di tengah-tengah laut. Sepulangnya dia mengasingkan diri dalam istananya, karena kehilangan itu benar-benar dirasakan sangat berat.

Beberapa hari kemudian seorang pelaut berhasil menangkap seekor ikan yang besar dan indah. Ikan ini dipersembahkan kepada Polukrates dan setelah dipotong ditemukan kembali cincin zamrud itu. Polukrates menganggap kejadian ini sangat luar biasa. lalu memberitahukannya kepada Amasis.

“Wahai,” kata Amasis dengan sedih, “Kiranya tidak mungkin bagi seseorang untuk mengubah nasib orang lain. Sahabatku Polukrates satu waktu niscaya akan celaka.” Kisah selanjutnya membenarkan kejadian ini: Polukrates tertangkap oleh musuhnya lalu setelah disiksa kemudian dihukum mati.

Begitulah pengertian sejarah menurut Herodotus juga bagaimana kisah hidup sang Bapak Sejarah.