Find Us On Social Media :

Bagaimana Reaksi Nishimura Pada Saat Sukarno Dan Hatta Menemuinya Terkait Rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 19 Juli 2024 | 08:23 WIB

Setelah kembali dari Rengasdengklok, Sukarno dan Hatta berusaha menemui Jenderal Nishimura untuk menyampaikan rencana proklamasi kemerdekaan Indonesia. Bagaimana reaksi Nishimura pada saat itu?

Setelah kembali ke Jakarta, Soekarno-Hatta diantar oleh Laksamana Maeda untuk menemui Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto. Namun, Kepala Staf Tentara XVI (Angkatan Darat) yang menjadi kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda itu menolak, dan memberikan perintah kepada Mayor Jenderal Otoshi Nishimura untuk menerima kedatangan mereka.

Itulah mengapa Soekarno-Hatta mengunjungi rumah Mayor Jenderal Nishimura sebelum perumusan teks proklamasi. Pertemuan tersebut bertujuan menjajaki sikap Jepang terhadap rencana persiapan kemerdekaan Indonesia.

Tapi reaksi Jenderal Nishimura setelah Soekarno dan Hatta menyampaikan rencana proklamasi kemerdekaan Indonesia cukup mengecewakan. Jenderal Nishimura tidak memberikan izin untuk mengadakan rapat tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan alasan mempertahankan status quo.

Nishimura mengungkapkan bahwa sejak siang hari pada 16 Agustus 1945, Jepang harus menjaga status quo, sehingga tidak bisa memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Penolakan tersebut berkaitan dengan perjanjian antara Jepang dengan Sekutu.

Jika proklamasi terlaksana, akan mengubah status quo. Mendengar hal itu, Soekarno merasa kecewa karena merasa janji Marsekal Terauchi di Dalat diingkari begitu saja. Bahkan, Hatta sempat menyindir Nishimura bahwa perbuatannya tersebut tidak mencerminkan Bushido (kode etik Samurai).

Pada akhirnya, Soekarno dan Hatta hanya meminta kepada Nishimura supaya tidak menghalangi kerja PPKI. Sepulang dari rumah Nishimura, Soekarno dan Hatta pergi ke kediaman Laksamana Maeda untuk menemui beberapa tokoh lain guna melakukan rapat mempersiapkan teks proklamasi.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berhasil dikumandangkan keesokan paginya, pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB. Tindakan Soekarno-Hatta membuktikan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia bukan pemberian Jepang, melainkan hasil dari kerja keras bangsa Indonesia.

Begitulah, setelah kembali dari Rengasdengklok, Sukarno dan Hatta berusaha menemui Jenderal Nishimura untuk menyampaikan rencana proklamasi kemerdekaan Indonesia. Bagaimana reaksi Nishimura pada saat itu sangat mengecewakan Dua Proklamator itu.