Find Us On Social Media :

Bagaimana Reaksi Nishimura Pada Saat Sukarno Dan Hatta Menemuinya Terkait Rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 19 Juli 2024 | 08:23 WIB

Setelah kembali dari Rengasdengklok, Sukarno dan Hatta berusaha menemui Jenderal Nishimura untuk menyampaikan rencana proklamasi kemerdekaan Indonesia. Bagaimana reaksi Nishimura pada saat itu?

Saat tiga tokoh nasional tersebut dalam perjalanan, AS menjatuhkan bom atom kedua di Kota Nagasaki, yang membuat posisi Jepang dalam Perang Asia Timur Raya semakin kritis. Pertemuan antara Marsekal Terauchi dengan Soekarno, Hatta, dan Radjiman akhirnya terselenggara di Dalat pada 12 Agustus 1945.

Dalam pertemuan tersebut, Jenderal Terauchi mengumumkan pembentukan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk menggantikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Dengan membentuk PPKI, Jepang seolah menjamin bahwa kemerdekaan yang mereka janjikan kepada Indonesia akan segera diwujudkan. Di saat yang sama, Jepang masih berharap mendapat jaminan bahwa bangsa Indonesia akan siap membantu negaranya, yang telah sangat terjepit, untuk memenangkan Perang Asia Timur Raya.

Sebanyak 21 anggota PPKI telah dipilih langsung oleh Marsekal Terauchi, di mana Soekarno ditunjuk menjadi ketua dan Moh Hatta sebagai wakil ketua PPKI. Pertemuan di Dalat, juga membahas tentang kemerdekaan Indonesia.

Karena posisi Jepang berada di ujung tanduk, Marsekal Terauchi menjanjikan bahwa pihaknya memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Terauchi menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia dapat diumumkan jika persiapan yang dilakukan oleh PPKI sudah selesai.

Setelah pertemuan tersebut, Soekarno, Hatta, dan Radjiman tiba kembali di Indonesia pada 14 Agustus 1945.

Jepang kalah dan Peristiwa Rengasdengklok

Setibanya tiga tokoh di Indonesia, ternyata Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini sempat menimbulkan perbedaan pandangan antara golongan tua dengan golongan muda. Golongan tua seperti Soekarno memilih untuk tetap pada rencana awal, yaitu bersidang terlebih dulu dengan PPKI.

Sedangkan golongan muda ingin kemerdekaan Indonesia segera dinyatakan tanpa campur tangan pihak lain, terutama Jepang. Perbedaan pendapat itulah yang membuat golongan muda sepakat untuk membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, dengan tujuan untuk menjauhkan kedua tokoh tersebut dari pengaruh Jepang.

Pada 16 Agustus 1945 pukul 04.00 pagi, golongan muda membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, dan kembali mendesak agar proklamasi kemerdekaan segera dilakukan. Ketegangan mereda setelah Achmad Soebardjo menengahi perbedaan pendapat dan menjamin bahwa proklamasi kemerdekaan akan segera dilakukan setelah Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.

Golongan muda dan golongan tua akhirnya meninggalkan Rengasdengklok dan tiba di Jakarta pada 16 Agustus 1945, sekitar pukul 23.00 WIB.

Bung Karno temua Nishimura