Find Us On Social Media :

Kenapa Dunia Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia Harus Berterima Kasih Kepada Aisyiyah?

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 17 Juli 2024 | 14:09 WIB

Dunia pendidikan anak usia dini di Indonesia harus berteri kasih kepada Aisyiyah. Mereka yang pertama kali mendirikan taman kanak-kanak yang dikenal sebagai Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) di Kauman, Yogyakarta.

Akhirnya, secara resmi pada Agustus 1924, Siti Umnijah bersama teman-temannya mendirikan Taman Kanak-kanak yang diberi nama Bustanul Athfal, sebagai kelanjutan dari sekolah Froubel Kindergarten Aisyiyah yang sudah didirikan pada 1919.

Secara harafiah, Bustanul Athfal berasal dari dua kata bahasa Arab: bustan (taman) dan athfal (anak-anak). Jadi Bustanul Athfal artinya taman pendidikan anak-anak atau taman kanak-kanak.

Setidaknya ada dua faktor kenapa TK ABA didirikan. Faktor pertama adalah memberi bimbingan dan pendidikan serta dasar-dasar keislaman kepada anak-anak. Faktor kedua, mengimbangi kehadiran pendidikan Eropa yang hanya diberikan kepada anak-anak kaum ningrat.

Tapi seiring waktu, dua faktor itu terus berkembang seiring dengan berkembangnya zaman. Saat TK ABA Kauman berusia 50 tahun, tujuan pendidikannya dibagi menjadi dua: umum dan khusus.

Tujuan umumnya adalah membentuk manusia muslim berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat dan negara. Sementara tujuan khususnya, untuk memberi kesempatan kepada anak didik yang berumur antara tiga sampai enam tahun memiliki segala yang diperlukan di bidang jasmaniah dan rohaniah demi perkembangan kepribadiannya.

Seiring waktu juga, pengelolaan TK ABA tidak lagi ada di tangan SPW yang sudah berganti nama menjadi Nasyiatul Aisiyah. Melainkan langsung di tangan Aisyiyah. Tapi akhirnya kita tahu, TK ABA yang ada di Kauman, Yogyakarta, itu menjadi TK pertama yang ada di Indonesia.

Taman Indria ala Ki Hajar Dewantara

Selain TK ABA, kita juga bisa melupakan peran Taman Indria sebagai salah satu pelopor pendidikan usia dini di Indonesia. Taman Indria adalah taman kanak-kanak milik organisasi Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada 1922.

Yang menarik dari Taman Indria adalah sekolah ini menggunakan metode pembelajaran dengan sistem among. Bagaimana sistem among itu? Ini adalah sebuah konsep pengajaran di mana pamong atau guru mengabdi kepada anak-anak.

Beberapa sumber menyebut sistem pendidikan di Taman Indria memadukan sistem atau konsep Froebel dan Montessori yang berkembang di Eropa. Di Taman Indria, Ki Hajar memperkenalkan model pengajaran Dolanan Anak Taman Indria.

Model pengajaran ini mencoba menggabungkan permainan anak-anak dengan fisik, kecermatan, hitungan, kerjasama, dan gotong royong. Metode ini digabung dengan metode Sariswara di mana wirama (irama) dipercaya bisa menyelaraskan kehalusan budi pekerti dan ketajaman nalar seorang anak.

Dengan begitu, si anak diharapkan bisa mempunyai jiwa merdeka yang mandiri, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Konsep itu konon dia adopsi dari permainan-permainan tradisional khas Indonesia.

Sumber:

Tim Peneliti Sejarah TK ABA PTM, Perjalanan Sejarah TK ABA Di Indonesia (1919-201), UMM Press, Malang, 2020