Find Us On Social Media :

Gerakan 30 September 1965 Bikin Ribuan Unit Reog Ponorogo Dibakar Massa, Riwatnya Nyaris Tamat

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 15 Juni 2024 | 07:17 WIB

Dalam perjalanannya, reog Ponorogo menghadapi berbagai macam dinamika. Nyaris tamat gegara Gerakan 30 September 1965 hingga diklaim Malaysia.

Dalam perjalanannya, reog Ponorogo menghadapi berbagai macam dinamika. Nyaris tamat gegara Gerakan 30 September 1965 hingga diklaim Malaysia.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan artikel terbaru di sini

---

Intisari-Online.com - Gerakan 30 September 1965 "memangsa" banyak hal yang tak terkait dengannya. Salah satu di antaranya adalah kesenian. Lebih khusus, kesenian reog Ponorogo.

Bagaimana peristiwa berdarah itu punya dampak yang begitu buruk terhadap kesenian yang awalnya disebut sebagai perlawanan terhadap Raja Majapahit terakhir itu?

Berbicara tentang reog, tak mungkin bisa dilepaskan dari Ponorogo. Reog dan Ponorogo laiknya dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Seluruh sendi masyarakat di kabupaten di Jawa Timur bagian selatan itu tak lepas dari reog.

Sendratari reog bisa dikenali dari irama musik pengiringnya yang membangkitkan semangat dan kata-kata liriknya yang berbunyi "hooke". Satu grup reog biasanya terdiri dari seorang warok tua, sejumlah warok muda, penari jathilan, penari Bujangganong, dan Prabu Klono Sewandono.

Menyusul kemudian sebuah karangan berbentuk kepala macan yang mengaum karena "diinjak" seekor burung merak yang sedang mengembangkan sayapnya.

Menutip Harian Kompas yang terbit pada 13 Januari 1972, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, reog punya banyak versi asal-usul. Ada yang bilang, reog berawal dari kisah Kelana Sewandana, raja di Banter Angin (sekarang Ponorogo) yang ingin mempersunting Putri Kediri Dewi Dyah Ayu Sangga Langit.

Orang yang mendapat tugas untuk meminang putri Kediri itu adalah Bujangganong yang berasal dari Kediri. Agar tak dikenali orang Kediri, dia memakai topeng dengan bentuk rupa yang sangat burung. Singkat cerita, lamaran itu diterima dengan satu syarat yaitu Kelana Sewanadana harus mengalahkan Singa Barong yang ada di Alas Roban.