Find Us On Social Media :

Cerita di Balik Kapal Perang Raksasa Uni Soviet Diserahkan ke Indonesia

By Afif Khoirul M, Kamis, 6 Juni 2024 | 16:54 WIB

Kapal perang raksasa Ordzhonikidze milik Uni Soviet pernah diserahkan ke Indonesia untuk melawan Belanda.

Baca Juga: Kisah Sisa-Sisa Tentara Jepang di Taman Makam Pahlawan Indonesia

TsKB-17 di Leningrad, yang mengembangkan kapal penjelajah Proyek 68-bis, ditugaskan untuk menyesuaikan Ordzhonikidze dengan kondisi tropis. Namun, Indonesia menolak modernisasi dan memilih untuk membeli kapal tersebut.

Jakarta menganggap biaya modernisasi terlalu mahal dan waktu yang tersedia sudah mendesak. Di Sevastopol, mereka hanya menambahkan beberapa kipas angin di beberapa ruangan.

Indonesia juga membeli armada kecil dari Uni Soviet, termasuk kapal perusak, kapal pendukung, pembom Tu-16, pesawat tempur MiG-21, dan rudal anti-kapal KS-1, sebagai persiapan konfrontasi dengan Belanda.

Konflik dengan Belanda memanas, dan Indonesia mengalami kerugian pertama dalam bentrokan perbatasan. Komando Indonesia bersiap untuk serangan besar dalam Operasi Trikora, dengan dukungan kapal selam Soviet jika perang pecah.

Pada 5 April 1962, Ordzhonikidze menjalani uji coba laut dan berangkat ke Samudera Hindia. Kapal ini tiba di Surabaya pada 5 Agustus 1962 untuk inspeksi. Setelah krisis Karibia, tidak ada keinginan untuk konflik baru yang melibatkan Uni Soviet dan AS. Pada 15 Agustus, dengan mediasi PBB, perjanjian ditandatangani untuk kepentingan Indonesia.

Soekarno berhasil, tetapi masih banyak yang harus dilakukan untuk Irian. Proses integrasi Irian Barat ke Indonesia diperkirakan akan panjang dan sulit. Sementara itu, Federasi Malaya, yang baru merdeka dari Inggris, berencana menggabungkan wilayah Kalimantan Utara dan Brunei ke dalam wilayahnya. Indonesia, yang sudah memiliki sebagian wilayah tersebut, bersiap untuk konflik dengan negara Persemakmuran tersebut.

Pada tahun 1962, Irian secara resmi masih terdaftar di Angkatan Laut Uni Soviet dan secara bertahap menjadi bagian dari armada Indonesia. Penasihat militer dan spesialis sipil membantu Indonesia menguasai kapal baru tersebut.

Menurut sumber Indonesia, pada 10 September 1962, KRI Irian terlibat dalam bentrokan dengan kelompok patroli Malaya. Namun, tidak ada konfirmasi dari sumber Melayu atau Inggris tentang pertempuran tersebut, dan jumlah kapal yang disebutkan tidak sesuai dengan data yang ada.

Saat ini Intisari hadir di WhatsApp Channel, ikuti kami di sini

Dapatkan artikel teupdate dari Intisari-Online.com di Google News