Komika Babe Cabita Diberitakan Meninggal Dunia di RS Lebak Bulus, Ini Bahaya Penyakit Anemia Aplastik yang Pernah Diderita Babe Cabita

Afif Khoirul M

Penulis

Babe Cabita menjelaskan mengenai sakit langka autoimun anemia aplastik

Intisari-online.com - Baru saja pagi ini Selasa (9/4) kabar duka datang dari Komika Babe Cabita.

Di beritakan bahwa pria bernama lengkap Priya Prayoga Pratama meninggal dunia di Rumah Sakit Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Kabar ini diungkapkan oleh, teman seprofesinya Oki Rengga Renata melalui postingannya.

Namun tak diungkapkan mengenai penyebab kematiannya.

Hanya saja pada tahun 2023, Babe Cabita sempat menjalani perawatan karena menderita Anemia Aplastik.

Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai penyakit Anemia Apalastik yang pernah diderita oleh Babe Cabita.

Mengungkap Penyakit Anemia Aplastik: Bahaya dan Penyebabnya

Anemia aplastik, sebuah penyakit yang terdengar asing namun menyimpan bahaya besar.

Penyakit ini menyerang sumsum tulang, organ vital yang bertugas memproduksi sel darah merah, putih, dan trombosit.

Ketika sumsum tulang tidak berfungsi optimal, tubuh akan kekurangan sel-sel darah penting ini, yang dapat berakibat fatal.

Bahaya Anemia Aplastik

Baca Juga: Presenter Senior Hilbram Dunar Meninggal Dunia Usia 48 Tahun, Waspadai Makanan Penyebab Kanker Usus Besar

Tanpa sel darah merah yang cukup, tubuh akan kekurangan oksigen, menyebabkan kelelahan, sesak napas, dan pusing.

Kekurangan sel darah putih membuat tubuh rentan terhadap infeksi, dan kekurangan trombosit meningkatkan risiko pendarahan yang berbahaya.

Jika tidak diobati, anemia aplastik dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

Infeksi parah

Pendarahan internal

Gagal jantung

Kematian

Penyebab Anemia Aplastik

Penyebab pasti anemia aplastik masih belum diketahui.

Namun, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko, antara lain:

Penyakit autoimun: Sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat di sumsum tulang.

Baca Juga: Kate Middleton Umumkan Idap Kanker, Ini 5 Makanan Pemicu Kanker

Paparan zat kimia: Paparan benzena, insektisida, dan beberapa obat-obatan dapat merusak sumsum tulang.

Radiasi: Paparan radiasi tingkat tinggi dapat merusak sumsum tulang.

Virus: Infeksi virus hepatitis, Epstein-Barr, dan parvovirus dapat dikaitkan dengan anemia aplastik.

Faktor keturunan: Riwayat keluarga dengan anemia aplastik meningkatkan risiko terkena penyakit ini.

Gejala Anemia Aplastik

Gejala anemia aplastik dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Beberapa gejala yang umum terjadi antara lain:

Kelelahan

Kulit pucat

Sesak napas

Pusing

Detak jantung cepat

Infeksi yang sering

Memar mudah

Pendarahan yang tidak normal

Baca Juga: Ibu Diduga Idap Skizofrenia Bunuh Anak Kandung: Benarkah Skizofrenia Menyebabkan Penafsiran yang Tidak Normal Terhadap Realitas?

Diagnosis dan Pengobatan

Diagnosis anemia aplastik dilakukan dengan pemeriksaan fisik, tes darah, dan biopsi sumsum tulang.

Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan penyebabnya.

Pilihan pengobatan meliputi:

Transfusi darah: Meningkatkan jumlah sel darah merah dan trombosit.

Obat-obatan: Imunosupresan untuk menekan sistem kekebalan tubuh, antibiotik untuk mencegah infeksi, dan hormon untuk merangsang produksi sel darah.

Transplantasi sumsum tulang: Prosedur ini dilakukan untuk menggantikan sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat dari donor.

Pencegahan Anemia Aplastik

Tidak ada cara pasti untuk mencegah anemia aplastik. Namun, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risiko, antara lain:

Menghindari paparan zat kimia berbahaya

Melindungi diri dari radiasi

Menjalani gaya hidup sehat

Menjaga kebersihan diri untuk mencegah infeksi

Anemia aplastik adalah penyakit serius yang memerlukan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang optimal.

Artikel Terkait