60 Orang Tewas Dalam Serangan Teror Di Moskow, ISIS Mengaku Bertanggung Jawab

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Aksi teror menyerang Moskow, Rusia. Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas aksi yang menewaskan 60 orang itu.

Intisari-Online.com -Moskow, Rusia, mendapat serangan teror paling mematikan, Jumat (22/3) malam waktu setempat.

Dalam serangan itu, setidaknya 60 orang tewas dan 145 lainnya mengalami luka berat.

Lewat aplikasi berkirim pesan Telegram, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Mengutip Kompas.ID, teror tersebut merupakansalah satu serangan paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir di Rusia.

Dalam video yang beredar,sekelompok pria bersenjata berpakaian kamuflase menembakkan senapan otomatis ke arah kumpulan massa penonton konser band rock era Soviet, Picnic, di Crocus City Hall, pinggiran sebelah barat Moskwa.

Ketika teror itu terjadi,penonton memadati ruangan teater berkapasitas 6.200 kursi tersebut.

Penonton sudah duduk di kursi masing-masing dan pertunjukan konser akan dimulai ketika tiba-tiba sedikitnya lima pria bersenjata menembaki mereka.

Dari video yang terverifikasi, begitu pria bersenjata tersebut menembaki penonton, penonton segera berlarian menuju pintu keluar.

Sejumlah korban tergeletak di lantai, tak berdaya dan bersimbah darah.

"Tiba-tiba saja terdengar ledakan di belakang, ada tembakan-tembakan. Rentetan tembakan, saya tidak tahu (tembakan) apa itu," ujar seorang saksi mata yang tak mau disebut identitasnya kepada Reuters.

"Mulailah saling injak. Semua berlarian menuju eskalator. Semua orang menjerit, semua orang berlarian."

Terkait banyaknya korban, ada perbedaan.

Badan Keamanan Federal (FSB) Rusia, lembaga pengganti KGB pada era Soviet, mengatakan bahwa jumlah korban yang tewas sebanyak 40 orang.

Sementara kementerian wilayah, seperti dikutip kantor berita TASS, menyebutkan, 145 orang luka-luka.

Belakangan, Komite Investigasi Rusia menyebut jumlah korban lebih dari 60 orang.

Dari jumlah korban, serangan itu merupakan serangan terburuk di Rusia sejak peristiwa pengepungan sekolah Beslan tahun 2004.

Kala itu, kelompok militan menyandera lebih dari 1.000 orang, termasuk anak-anak sekolah.

Dalam insiden di dekat Moskwa itu, dilaporkan anak-anak termasuk di antara korban tewas dan luka-luka.

Puluhan ambulans tiba di lembaga perawatan darurat Sklifosovsky di Moskwa.

Sementara di Crocus City Hall, terlihat asap tebal mengepul ke angkasa.

Helikopter-helikopter berupaya memadamkan api di bangunan konser dan mengevakuasi sekitar 100 orang dari lantai dasar. Kantor berita RIA melaporkan, atap gedung runtuh.

Media Rusia mengatakan, ada ledakan kedua di gedung lokasi serangan.

Beberapa laman berita menyebut, para pria bersenjata itu membuat barikade di dalam gedung tersebut. RIA menyebutkan, jumlah mereka diperkirakan banyak.

Melalui pesan yang diunggah di Telegram, kelompok NIIS mengatakan, para personelnya menyerang di pinggiran Moskwa.

"Dengan membunuh dan melukai ratusan orang serta menimbulkan kerusakan hebat di lokasi tersebut sebelum kemudian kembali ke markas dengan selamat," tulis pesan itu.

Menurut Jubir Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, insiden itu merupakan serangan teroris berdarah yang seharusnya dikecam oleh seluruh dunia.

Amerika Serikat, negara-negara Eropa, negara-negara Arab, dan negara-negara bekas Soviet mengungkapkan rasa terkejut dan mengecam keras serangan tersebut.

Negara-negara itu menyampaikan belasungkawa.

Sempat beredar isu bahwa Ukraina diduga terlibat dalam serangan tersebut.

TapiPenasihat Kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak di Kiev membantah tuduhan keterlibatan Kyiv di balik serangan itu.

Artikel Terkait