Find Us On Social Media :

Nikmatnya Mangut Kepala Manyung dan Tumpukan Cabai yang Bikin Ketagihan

By Agus Surono, Sabtu, 4 Maret 2017 | 15:00 WIB

Nikmatnya Mangut Kepala Manyung

Intisari-Online.com - Rujukan mangut saya memang cuma satu. Ala Yogyakarta. Maklum, saya besar dalam dunia kuliner Jawa Tengah dan Yogyakarta. Mangut yang biasa saya santap adalah mangut lele. Kuah bersantan dan gurih, dengan tendangan trasi yang cukup terasa. Selain digoreng, lele yang dimangut biasanya dimasak dengan cara diasap. Nah, dalam perjalanan dari Jepara menuju ke Madura, tanpa sengaja saya melihat warung yang ramai dengan mobil dan motor. Warung Makan Sederhana, begitu plang yang saya baca, saat melintas di Jalan Silugonggo, Juwana. Penasaran dengan ramainya warung saya pun memutar kembali kendaraan saya. Waktu itu memang pas jam makan siang. Memasuki warung, kesan warungnya terasa banget. Penataan meja makan yang seadanya dan berkesan "tumbuh" serta perabotan yang digunakan sangat kontras dengan pengunjungnya. Saya langsung masuk dan pandangan saya tertumbuk pada masakan ikan yang melihat sepintas dimasak dengan cara dimangut. Cuma ini berhiaskan taburan cabai yang sangat menantang. Dengan lugu saya bertanya, "Pedas ya Mbak?" Saya sebenarnya tidak suka dengan masakan pedas. Sedikit saja terkena pedas, perut seperti protes. Namun entah dorongan apa yang membuat saya pesan menu yang ternyata bernama mangut kepala manyung ini. Kepala ikan manyung (Arius thalassinus) yang berwarna cokelat itu "berenang" di kuah bersantan kuning dengan hiasan beragam cabai. Ada yang utuh, ada juga yang dipotong-potong tak beraturan. Mencium aromanya saja saya sudah bergairah. Kepala ikan yang memenuhi piring itu langsung saya santap. Tentu saja lidah saya langsung terkejut. Wuihh ... pedas sekali. Sempat ragu namun rasa pedas yang berputar-putar di dalam mulut membuat saya penasaran untuk menikmatinya sampai akhir. Meski tidak bisa berkonsentrasi untuk menikmati ikan manyungnya, toh sekelebat kelezatan daging ikan menari di benak. Rasa mangut lele ala Yogyakarta masih terasa di menu ini. Akhirnya, dengan menambah nasi, melahap dua kerupuk, dan meneguk es sirop kelapa muda - semua untuk melawan rasa pedas - mangut ikan manyung pun tandas. Keringat melumuri wajah dan leher, meski anehnya tidak sederas saat saya nekat makan masakan Manado. Kini saya baru tahu ada gagrak mangut baru: super pedas. Tertarik? Lokasi warung ada di sini.