Find Us On Social Media :

Tepat Di Hari Valentine 1945, Pemberontakan PETA Meledak Di Blitar, Sosok Pemimpinnya Dicari-cari Hingga Sekarang

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 12 Februari 2024 | 14:17 WIB

Tepat di Hari Valentine 1945, pemberontakan PETA meledak di Blitar, dipimpin oleh sosok yang dicari-cari hingga saat ini.

Setelah Indonesia merdeka, Supriyadi sebenarnya sempat diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai menteri pertahanan dan keamanan.

Tapi dia tidak pernah muncul lagi setelah Pemberontakan PETA di Blitar digagalkan Jepang.

Misteri menghilangnya Supriyadi masih menjadi tanda tanya hingga kini.

Supriyadi adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang keberadaannya tidak diketahui hingga kini.

Dia lahir di Trenggalek, Jawa Timur, pada 13 April 1923, sehingga belum genap berusia 22 tahun saat memimpin Pemberontakan PETA di Blitar.

Supriyadi adalah putra Bupati Blitar, Raden Darmadi.

Ibunya juga seorang bangsawan bernama Rahayu.

Di tengah-tengah dia sekolah, Jepang masuk ke Indonesia pada 1942, sehingga Supriyadi putus sekolah.

Satu tahun kemudian atau pada 1943, Supriyadi akhirnya menyelesaikan sekolahnya dengan mengikuti pelatihan di Seimendoyo, yang diselenggarakan penduduk di Tangerang, Banten.

Selama bersekolah di Tangerang, Supriyadi juga mengikuti pelatihan militer.

Setelah lulus sekolah, Supriyadi lantas bergabung dengan PETA pada akhir 1943.

Dia menjalani pelatihan di sekolah perwira PETA di Tangerang dan menerima pangkat komandan peleton.