Find Us On Social Media :

Tepat Di Hari Valentine 1945, Pemberontakan PETA Meledak Di Blitar, Sosok Pemimpinnya Dicari-cari Hingga Sekarang

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 12 Februari 2024 | 14:17 WIB

Tepat di Hari Valentine 1945, pemberontakan PETA meledak di Blitar, dipimpin oleh sosok yang dicari-cari hingga saat ini.

Intisari-Online.com - Menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945, barangkali orang-orang lebih mengingat peristiwa Rengasdengklok.

Padahal ada satu peristiwa lain yang tak kalah penting yang terjadi pada Hari Valentine 1945.

Benar, tepat di Hari Valentine 1945, pemberontakan PETA meledak di Blitar, dipimpin oleh sosok yang dicari-cari hingga saat ini.

Tak bisa dipungkiri, pemberontakan PETA pada 14 Februari 1945 punya dampak penting terhadap kemerdekaan Republik Indonesia.

Yang juga patut digarisbawahi, Pemberontakan PETA adalah perlawanan terbesar yang pernah dilakukan Indonesia terhadap tentara Jepang.

Walaupun gagal, pemberontakan di bawah pimpinan Shodancho Supriyadi ini sempat membuat pasukan militer Jepang di Blitar kalang kabut.

Lewat Pemberontakan PETA Blitar, para pemuda menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa menerima penjajahan Jepang.

Prajurit PETA Blitar yang dipimpin Supriyadi berhasil membunuh sejumlah tentara Jepang serta merampas logistik serta senjata.

Pemberontakan PETA di Blitar dilatarbelakangi rasa prihatin para pemuda melihat kesengsaraan rakyat Indonesia akibat pendudukan Jepang.

Jepang yang awalnya datang mencari simpati rakyat Indonesia dengan memberi janji kemerdekaan, justru berlaku sewenang-wenang dan menyengsarakan rakyat pribumi.

Rakyat Indonesia dipaksa menjalani romusha atau kerja paksa demi kepentingan Jepang.

Tentara PETA disebut pernah ditugaskan mengawasi pekerjaan romusha di Pantai Selatan Jawa.