Sepeninggalan Mahisa Anabrang, ilmu ini diwarisi putranya, Mahisa Teruna, atau dikenal sebagai Adityawarman, raja Kerajaan Dharmasraya.
Dari prajurit-prajurit Dharmasraya inilah Sundang Majapahit berkembang ke Kepulauan Riau, Bugis, Wajo, Semenanjung Melayu, hingga ke Sulu (Filipina).
Dari berbagai daerah yang telah mewariskannya, masing-masing memiliki ciri karakter yang menandakan seni bela diri Sundang, yaitu adanya tali pengikat pergelangan pada keris dan pedangnya, karena kedua senjata harus mampu diputar berganti peran dengan cepat.
Kerajaan Dharmasraya menitikberatkan pada seni gerak patahan, Bugis mengembangkan kuncian dan tikaman (pencak sarung), dan Sulu pada kecepatan reaksi.
Unsur-unsur Sundang Majapahit
Sundang Majapahit memiliki teknik pertarungan yang terbagi menjadi beberapa unsur, yaitu:
- Sundang Gunung, yaitu unsur pertahanan yang menggunakan gerakan yang kokoh dan stabil seperti gunung.
- Sundang Kali, yaitu unsur penyerangan yang menggunakan gerakan yang lincah dan mengalir seperti air.
- Sundang Laut, yaitu unsur penaklukan yang menggunakan gerakan yang luas dan mendalam seperti laut.
- Sundang Angin, yaitu unsur penyusupan yang menggunakan gerakan yang ringan dan tak terduga seperti angin.
- Sundang Matahari, yaitu unsur perlindungan yang menggunakan gerakan yang terang dan hangat seperti matahari.
Baca Juga: Inilah Laksamana Mpu Nala, Pemimpin Angkatan Laut Majapahit yang Membuatnya Berjaya di Lautan