Sundang Majapahit Teknik Beladiri Khas Majapahit yang Hanya Bisa Dipelajari Pasukan Elit Militer Majapahit

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Sudang Majapahit merupakan teknik beladiri khas militer elit Majapahit.

Intisari-online.com - Sundang Majapahit adalah salah satu seni bela diri yang berasal dari Nusantara, khususnya dari Kerajaan Majapahit yang pernah berjaya pada abad ke-13 hingga ke-16.

Sundang Majapahit merupakan seni bela diri yang unik dan eksklusif, karena hanya dipelajari oleh pasukan elit dalam militer Majapahit, yaitu mereka yang berada dalam jajaran pasukan terbaik kerajaan.

Sundang Majapahit mengkombinasikan teknik pertarungan yang menggunakan teknik patahan, yaitu mematahkan tulang atau sendi lawan, dengan beberapa senjata tajam, seperti pedang dan keris di kedua tangan sebagai alat bertarung.

Sejarah Sundang Majapahit

Sundang Majapahit bermula dari sejarah Majapahit sendiri, yang merupakan kerajaan besar dengan pasukan militer yang kuat dan gagah perkasa.

Orang yang pertama kali memperkenalkan seni bela diri ini adalah Mahisa Anabrang, seorang perwira kerajaan Singasari yang bernaung di bawah panji Majapahit setelah tewasnya Kertanegara, raja terakhir Singasari.

Mahisa Anabrang memperpadukan ilmu bela diri militer kerajaan Singasari dan Dharmasraya, yang terletak di Sumatera Barat, kemudian mengaplikasikannya dengan sokongan dua senjata tajam berupa pedang di tangan kiri yang disebut Sundang dan keris di tangan kanan yang disebut Taji.

Konsepnya adalah tidak menghindar, tetapi justru menyusup masuk ke area pertahanan lawan di sisi terlemahnya.

Sejarah mencatat, ilmu ini sangat kejam, karena serangannya mengalir deras sesuai unsur alam semesta yang menandainya.

Seorang Ranggalawe, yang dikenal cukup perkasa, pun harus takluk dengan tubuh tercabik-cabik di pertarungan tengah sungai melawan Mahisa Anabrang.

Kekejaman ilmu ini adalah tidak dapat dihentikan sebelum lawan ditaklukan, dia akan mengalir bak air bah yang tak terbendung.

Baca Juga: Menguak Peristiwa Runtuhnya Kerajaan Majapahit Akibat Perebutan Takhta

Sepeninggalan Mahisa Anabrang, ilmu ini diwarisi putranya, Mahisa Teruna, atau dikenal sebagai Adityawarman, raja Kerajaan Dharmasraya.

Dari prajurit-prajurit Dharmasraya inilah Sundang Majapahit berkembang ke Kepulauan Riau, Bugis, Wajo, Semenanjung Melayu, hingga ke Sulu (Filipina).

Dari berbagai daerah yang telah mewariskannya, masing-masing memiliki ciri karakter yang menandakan seni bela diri Sundang, yaitu adanya tali pengikat pergelangan pada keris dan pedangnya, karena kedua senjata harus mampu diputar berganti peran dengan cepat.

Kerajaan Dharmasraya menitikberatkan pada seni gerak patahan, Bugis mengembangkan kuncian dan tikaman (pencak sarung), dan Sulu pada kecepatan reaksi.

Unsur-unsur Sundang Majapahit

Sundang Majapahit memiliki teknik pertarungan yang terbagi menjadi beberapa unsur, yaitu:

- Sundang Gunung, yaitu unsur pertahanan yang menggunakan gerakan yang kokoh dan stabil seperti gunung.

- Sundang Kali, yaitu unsur penyerangan yang menggunakan gerakan yang lincah dan mengalir seperti air.

- Sundang Laut, yaitu unsur penaklukan yang menggunakan gerakan yang luas dan mendalam seperti laut.

- Sundang Angin, yaitu unsur penyusupan yang menggunakan gerakan yang ringan dan tak terduga seperti angin.

- Sundang Matahari, yaitu unsur perlindungan yang menggunakan gerakan yang terang dan hangat seperti matahari.

Baca Juga: Inilah Laksamana Mpu Nala, Pemimpin Angkatan Laut Majapahit yang Membuatnya Berjaya di Lautan

Sundang Majapahit di Masa Kini

Sayangnya, Sundang Majapahit sudah jarang dipelajari lagi di Nusantara. Bahkan, menghilang tanpa jejak.

Setelah kerajaan Majapahit hancur, seni bela diri ini menghilang dan tidak bisa ditemukan lagi.

Beberapa kerajaan yang dahulu diajarkan juga sudah banyak yang menghilang, kecuali kerajaan Sulu yang ada di Filipina.

Karena itu, seni bela diri ini masih ada di Filipina, dengan nama Kali Majapahit.

Kali Majapahit adalah salah satu seni bela diri khas Filipina yang mengadaptasi Sundang Majapahit dengan memasukkan unsur-unsur budaya dan senjata lokal Filipina, seperti pisau, tongkat, dan sarung.

Sundang Majapahit adalah salah satu warisan budaya Nusantara yang patut dilestarikan dan dikembangkan.

Seni bela diri ini tidak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga nilai filosofis dan estetis.

Sundang Majapahit mengajarkan kita untuk menghargai alam semesta dan menguasai diri sendiri.

Sundang Majapahit juga menampilkan keindahan gerak dan senjata yang khas Nusantara.

Sundang Majapahit adalah salah satu bukti kejayaan dan kekayaan Nusantara di masa lalu, yang seharusnya menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita di masa kini dan masa depan.

Artikel Terkait