Find Us On Social Media :

Alasan dan Tujuan dari Pemilihan Kalimat Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara

By Ade S, Minggu, 21 Januari 2024 | 16:03 WIB

Ilustrasi. Artikel ini menjelaskan alasan dan tujuan dari pemilihan kalimat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara. Simak sejarah dan makna semboyan ini.

Rwaneka dhatu winuwus Buddha WiswaBhinnêki rakwa ring apan kena parwanosenMangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggalBhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa

Artinya, meskipun Buddha dan Siwa (Hindu) adalah dua zat yang berbeda, tetapi mereka dapat dikenal sebagai satu.

Karena kebenaran Buddha dan Siwa (Hindu) adalah satu. Walaupun berbeda-beda, tetapi tetap satu, karena tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Bhinneka Tunggal Ika terdiri dari tiga kata, yaitu bhinneka yang berarti beraneka ragam, tunggal yang berarti satu, dan ika yang berarti itu.

Jadi, makna dari frasa Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi tetap satu.

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu yang menghormati keberagaman agama di wilayahnya.

Kerajaan ini juga berhasil menyatukan seluruh Nusantara di bawah kekuasaannya.

Nilai-nilai toleransi dan persatuan inilah yang kemudian menjadi inspirasi bagi para pendiri bangsa Indonesia ketika merumuskan semboyan negara.

Siapa yang mengusulkan Bhinneka Tunggal Ika?

Menurut sumber Kompas Skola, semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diusulkan oleh Muhammad Yamin dalam sidang BPUPKI pertama yang berlangsung pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945.

Moh Yamin mengucapkan frasa Bhinneka Tunggal Ika, kemudian I Gusti Bagus Sugriwa melanjutkan dengan “Tan hana dharma mangrwa”, sesuai dengan Kitab Sutasoma.

Baca Juga: Bagaimana Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Mampu Berkontribusi Bagi Pembangunan Nasional?