Penulis
Intisari-Online.com -Apakah Anda tahu bahwa semboyan negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, berasal dari Kitab Sutasoma yang ditulis pada abad ke-14?
Dalam artikel ini, Intisariakan menjelaskan alasan dan tujuan dari pemilihan kalimat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Anda akan mengetahui bagaimana semboyan ini menggambarkan nilai-nilai toleransi dan persatuan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Anda juga akan mengetahui siapa yang mengusulkan semboyan ini dan bagaimana semboyan ini diresmikan dalam peraturan pemerintah.
Jangan lewatkan artikel ini jika Anda ingin memahami lebih dalam tentang semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Alasan Bhinneka Tunggal Ika dijadikan semboyan NKRI
Melansir Kompas.com, semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki kaitan erat dengan sejarah bangsa Indonesia, khususnya dengan Kerajaan Majapahit.
Semboyan ini berasal dari Kitab Sutasoma, sebuah karya sastra Jawa Kuno yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14.
Kitab ini mengandung nilai-nilai toleransi beragama yang tinggi.
Dalam Kitab Sutasoma, frasa Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada pupuh 139 bait 5, yang berbunyi sebagai berikut.
Baca Juga: Apa yang Dipahami Tentang Gotong Royong? Simak Penjelasan Ini
Rwaneka dhatu winuwus Buddha WiswaBhinnêki rakwa ring apan kena parwanosenMangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggalBhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa
Artinya, meskipun Buddha dan Siwa (Hindu) adalah dua zat yang berbeda, tetapi mereka dapat dikenal sebagai satu.
Karena kebenaran Buddha dan Siwa (Hindu) adalah satu. Walaupun berbeda-beda, tetapi tetap satu, karena tidak ada kerancuan dalam kebenaran.
Bhinneka Tunggal Ika terdiri dari tiga kata, yaitu bhinneka yang berarti beraneka ragam, tunggal yang berarti satu, dan ika yang berarti itu.
Jadi, makna dari frasa Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi tetap satu.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu yang menghormati keberagaman agama di wilayahnya.
Kerajaan ini juga berhasil menyatukan seluruh Nusantara di bawah kekuasaannya.
Nilai-nilai toleransi dan persatuan inilah yang kemudian menjadi inspirasi bagi para pendiri bangsa Indonesia ketika merumuskan semboyan negara.
Siapa yang mengusulkan Bhinneka Tunggal Ika?
Menurut sumber Kompas Skola, semboyan Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diusulkan oleh Muhammad Yamin dalam sidang BPUPKI pertama yang berlangsung pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945.
Moh Yamin mengucapkan frasa Bhinneka Tunggal Ika, kemudian I Gusti Bagus Sugriwa melanjutkan dengan “Tan hana dharma mangrwa”, sesuai dengan Kitab Sutasoma.
Baca Juga: Bagaimana Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Mampu Berkontribusi Bagi Pembangunan Nasional?
Selain itu, Mohammad Hatta juga menyatakan bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika diusulkan oleh Soekarno saat merancang lambang negara Garuda Pancasila.
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara menjelaskan bahwa lambang negara Republik Indonesia terdiri dari tiga bagian, yaitu Burung Garuda, perisai berbentuk jantung yang digantung dengan rantai di leher Garuda, dan semboyan yang ditulis di atas pita yang dipegang oleh Garuda.
Semboyan itu ditulis dalam bahasa Jawa Kuno, yaitu "Bhinneka Tunggal Ika".
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menghargai perbedaan atau keberagaman yang ada di antara mereka.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, ras, dan agama.
Namun, perbedaan itu tidak membuat bangsa Indonesia terbelah, melainkan menjadi harmonis dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga diperkuat oleh Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Demikian penjelasanalasan dan tujuan dari pemilihan kalimat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara. Semoga menambah wawasan Anda.
Baca Juga: Bagaimana Kesesuaian Bhinneka Tunggal Ika dengan Nilai Pancasila?