Find Us On Social Media :

Sejarah Pertempuran Surabaya, Perang Pertama Indonesia Melawan Sekutu

By Afif Khoirul M, Selasa, 16 Januari 2024 | 15:15 WIB

Ilustrasi - Sejarah pertempuran Surabaya.

Intisari-online.com - Pertempuran Surabaya adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia.

Lantas seperti apa sejarah pertempuran Surabaya yang pernah tercatat dalam sejarah Indonesia.

Pertempuran ini terjadi antara pasukan pejuang Indonesia yang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Melawan pasukan Sekutu yang terdiri dari Britania dan Belanda yang ingin mengembalikan kekuasaan kolonial mereka di Indonesia.

Pertempuran Surabaya dimulai pada 27 Oktober 1945.

Ketika pasukan Britania yang mendarat di Surabaya dengan dalih membantu rehabilitasi tawanan perang dan interniran Jepang, mulai melakukan aksi-aksi yang menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya.

Salah satunya adalah pengibaran bendera Belanda di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) oleh pasukan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang merupakan bagian dari pasukan Sekutu.

Bendera Belanda tersebut kemudian diturunkan dan dirusak oleh para pemuda dan pejuang Indonesia, yang menyisakan warna merah dan putih sebagai bendera Indonesia.

Pada 30 Oktober 1945, komandan pasukan Britania di Jawa Timur, Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby, tewas dalam suatu insiden yang tidak jelas di Jalan Embong Malang.

Pasukan Britania menuduh bahwa Mallaby dibunuh oleh pejuang Indonesia, dan mengeluarkan ultimatum kepada pihak Indonesia untuk menyerahkan senjata-senjata mereka dalam waktu 24 jam.

Ultimatum ini ditolak oleh pihak Indonesia, yang menganggapnya sebagai tantangan untuk berperang.

Baca Juga: Sejarah Tri Koro Dharmo, Latar Belakang Perjuangan Hingga Tokoh-Tokohnya

Pada 10 November 1945, pasukan Britania melancarkan serangan besar-besaran terhadap Surabaya, dengan mendapat bantuan dari pesawat-pesawat tempur dan kapal-kapal perang.

Pasukan Indonesia yang minim persenjataan dan perlengkapan, berusaha mempertahankan kota Surabaya dengan gigih dan berani.

Mereka dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Sutomo (Bung Tomo), Soengkono, Moestopo, Muhammad Mangundiprojo, Moehammad Jasin, dan Hario Jonosewojo.

Pertempuran Surabaya berlangsung selama tiga minggu, dengan korban jiwa yang sangat besar di kedua belah pihak.

Pertempuran Surabaya berakhir pada 20 November 1945, ketika pasukan Indonesia dipaksa untuk mundur dari kota Surabaya, setelah mendapat tekanan dari pasukan Britania yang semakin kuat.

Namun, pertempuran Surabaya tidak sia-sia, karena telah menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia bersedia berkorban untuk mempertahankan kemerdekaannya.

Pertempuran Surabaya juga mempengaruhi sikap Britania, yang kemudian berhenti membantu Belanda untuk mengembalikan kekuasaan kolonialnya di Indonesia, dan malah mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pertempuran Surabaya menjadi simbol nasional perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme.

Tanggal 10 November diperingati setiap tahun sebagai Hari Pahlawan di Indonesia, sebagai penghormatan kepada para pejuang yang gugur dalam pertempuran Surabaya.

Itulah sejarah pertempuran Surabaya ketika Indonesia mempertahankan kemerdekaannya.