Find Us On Social Media :

Pertempuran Laut Aru, Peristiwa Heroik Komodor Yos Sudarso dan KRI Macan Tutul

By Afif Khoirul M, Senin, 15 Januari 2024 | 16:15 WIB

Ilustrasi - Pertempuran heroin di Laut Aru.

Kapal-kapal Belanda itu adalah dua kapal destroyer, Evertsen dan Kortenaer, serta dua pesawat, Neptune dan Firefly.

Kapal-kapal Belanda itu segera mengejar dan menyerang kapal-kapal Indonesia dengan meriam dan torpedo.

Komodor Yos Sudarso, yang saat itu berada di KRI Macan Tutul, memerintahkan kapal-kapal lainnya untuk berpisah dan melarikan diri.

Ia sendiri bersama KRI Macan Tutul berusaha mengalihkan perhatian musuh dengan melakukan manuver berani.

Ia berharap dengan demikian, kapal-kapal lainnya bisa selamat dan melanjutkan misinya.

Namun, nasib tidak berpihak kepada Yos Sudarso dan KRI Macan Tutul.

Kapal mereka dibombardir oleh armada laut Belanda yang didukung oleh pesawat-pesawat udara.

Kapal mereka mengalami kerusakan parah dan akhirnya tenggelam di perairan Laut Aru. Yos Sudarso dan anak buahnya gugur sebagai pahlawan.

Sementara itu, kapal-kapal lainnya berhasil lolos dari kejaran musuh.

KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau kembali ke Tanjung Priok.

Pertempuran Laut Aru adalah salah satu pertempuran yang menunjukkan keberanian dan pengorbanan para prajurit TNI-AL dalam mempertahankan kedaulatan dan kesatuan bangsa.

Baca Juga: Informasi tentang Sejarah Munculnya Uang dalam Kehidupan Manusia

Komodor Yos Sudarso dan KRI Macan Tutul menjadi simbol dari semangat juang dan patriotisme yang tidak pernah padam.

Untuk mengenang jasa-jasa mereka, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 15 Januari sebagai Hari Dharma Samudera, yaitu hari peringatan bagi TNI-AL.

Selain itu, nama Yos Sudarso dan KRI Macan Tutul juga diabadikan sebagai nama jalan, monumen, tugu, gedung, sekolah, dan lain-lain di berbagai daerah di Indonesia.