Setelah putus, sang ibu atau indung akan menaruh tali pusar ke dalam kanjut kundang atau tas kain dan menutupnya dengan bungkus kasa yang berisi uang logam dan mengikatnya di perut bayi, maksudnya agar pusar tidak menonjol keluar.
Upacara ini dilakukan bersamaan dengan memberi nama, membaca doa selamat, dan membagikan bubur merah dan bubur putih ke warga sekitar.
3. Upacara Ekahan
Mungkin kamu sudah familiar dengan upacara adat Ekahan atau aqiqah.
Upacara ini dilakukan untuk menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan sebagai tanda rasa syukur telah diberi buah hati.
Pada pelaksanaannya, upacara ini biasanya dilakukan setelah bayi berumur 7 hari, 14 hari, atau 21 hari.
Orang tua sang anak harus menyediakan domba atau kambing untuk kemudian disembelih dengan ketentuan dua ekor domba jika anak laki-laki dan seekor domba jika anak perempuan.
Prosesi penyembelihan ini juga disertai dengan pembacaan doa selamat dan harapan agar kelak anak tersebut menjadi orang saleh yang dapat membantu orang tuanya di akhirat.
Setelah penyembelihan, daging akan dimasak dan dibagikan.
4. Upacara nurunkeun
Upacara nurunkeun adalah upacara memperkenalkan bayi pada lingkungan sekitarnya.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menumbuhkan Sikap Hormat Terhadap Tradisi atau Budaya Masyarakat di Indonesia?