Find Us On Social Media :

Kisah Pertempuran Tarakan, Ketika Ladang Minyak Indonesia Jadi Rebutan di Perang Dunia II Oleh Jepang dan Belanda

By Afif Khoirul M, Kamis, 11 Januari 2024 | 16:15 WIB

Ilustrasi - Pertempuran Tarakan 11 Januari 1942.

Pada tanggal 12 Januari 1942, Jepang melanjutkan operasi pembersihan untuk mengejar sisa-sisa pasukan Belanda yang masih bertahan.

Jepang juga mengirimkan pasukan tambahan untuk mengamankan pulau itu.

Pada pukul 10.00, Letnan Kolonel de Waal, yang terluka parah akibat serangan udara Jepang, memutuskan untuk menyerah kepada Jepang.

Dengan demikian, pertempuran Tarakan berakhir dengan kemenangan Jepang.

Baca Juga: Mengungkap Sejarah Belanda Menyerah tanpa Syarat kepada Jepang di Kalijati

Dampak

Pertempuran Tarakan merupakan salah satu pertempuran pertama dalam invasi Jepang ke Hindia Belanda.

Pertempuran ini menunjukkan keunggulan Jepang dalam hal kecepatan, koordinasi, dan kekuatan. Jepang berhasil merebut Tarakan dalam waktu kurang dari 24 jam, dengan korban jiwa sekitar 255 orang.

Sementara itu, Belanda kehilangan sekitar 300 orang, dan sisanya 871 ditawan oleh Jepang.

Dengan menguasai Tarakan, Jepang mendapatkan akses ke ladang minyak yang penting bagi perang mereka.

Meskipun Belanda telah menghancurkan sebagian besar fasilitas minyak di pulau itu, Jepang masih bisa memperbaiki dan memanfaatkan sisa-sisa minyak yang ada.

Jepang juga mendapatkan posisi strategis untuk melancarkan serangan-serangan berikutnya ke wilayah-wilayah lain di Hindia Belanda, terutama ke Pulau Jawa.

Bagi Belanda, kekalahan di Tarakan merupakan pukulan besar bagi moral dan pertahanan mereka. Belanda menyadari bahwa mereka tidak mampu menghadapi serangan Jepang yang begitu dahsyat dan masif.

Belanda juga kehilangan sumber daya alam yang vital bagi perang mereka. Belanda kemudian berusaha mempertahankan wilayah-wilayah lain yang masih mereka kuasai, tetapi akhirnya harus menyerah kepada Jepang pada bulan Maret 1942.

Pertempuran Tarakan menjadi salah satu bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.

Meskipun pertempuran ini melibatkan dua negara asing, yaitu Belanda dan Jepang, tetapi ada juga peran dari rakyat Indonesia yang terlibat dalam pertempuran ini, baik sebagai pejuang maupun sebagai korban.

Pertempuran ini juga menjadi saksi dari kekejaman Jepang terhadap rakyat Indonesia, yang kemudian memicu semangat perlawanan dan kemerdekaan.