Find Us On Social Media :

Kisah Pertempuran Tarakan, Ketika Ladang Minyak Indonesia Jadi Rebutan di Perang Dunia II Oleh Jepang dan Belanda

By Afif Khoirul M, Kamis, 11 Januari 2024 | 16:15 WIB

Ilustrasi - Pertempuran Tarakan 11 Januari 1942.

Serangan udara ini juga menimbulkan kebakaran di beberapa tempat, termasuk di kilang minyak.

Pendaratan pasukan Jepang dimulai pada pukul 10.00, dengan dukungan dari artileri laut dan udara.

Pasukan Jepang menghadapi perlawanan sengit dari pasukan Belanda, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Simon de Waal.

Pasukan Belanda berjumlah sekitar 1.200 orang, yang terdiri dari tentara reguler, polisi, dan sukarelawan.

Pasukan Belanda juga memiliki beberapa senjata berat, seperti meriam, mortir, dan senapan mesin.

Namun, pasukan Belanda tidak mampu menahan laju pasukan Jepang, yang berjumlah sekitar 2.500 orang dan lebih baik persenjataannya.

Pasukan Jepang berhasil menembus pertahanan Belanda di beberapa titik dan terus maju ke arah kota.

Pasukan Belanda terpaksa mundur ke arah selatan, sambil melakukan perlawanan gerilya.

Pada pukul 16.00, pasukan Jepang berhasil menguasai lapangan udara dan kota Tarakan.

Pasukan Belanda yang tersisa berlindung di hutan-hutan dan bukit-bukit di sekitar pulau itu.

Pada malam hari, Belanda memicu ledakan besar di kilang minyak dan sumur-sumur minyak, yang menyebabkan api berkobar-kobar di seluruh pulau.

Belanda berharap dengan menghancurkan minyak, mereka bisa mengurangi nilai strategis Tarakan bagi Jepang.