Find Us On Social Media :

Peristiwa Perang Saparua Di Ambon, Inilah Nilai Keteladanan Yang Bisa Kita Petik Dari Ketokohan Kapitan Pattimura

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 11 Januari 2024 | 15:17 WIB

Dalam peristiwa Perang Sapura, Kapitan Pattimura mewariskan nilai keteladanan berupa semangat yang tak pernah padam.

Dalam pertempuran yang terjadi pada 15 Mei 1817 itu, Residen Van den Berg, yang memimpin pasukan Belanda, tewas dan Benteng Duurstede berhasil direbut pejuang Maluku.

Belanda kemudian mendatangkan 300 pasukan dari Ambon yang dipimpin oleh Mayor Beetjes.

Akan tetapi, bantuan itu kembali dilumpuhkan oleh para pejuang yang dipimpin oleh Pattimura.

Baca Juga: Peristiwa Merah Putih Di Manado, Ketika Rakyat Sulawesi Utara Menyerbu Markas Belanda Pada Hari Valentine 1946

Bahkan Mayor Beetjes tewas dalam pertempuran.

Kemenangan ini semakin meningkatkan semangat para pejuang dan perlawanan semakin meluas di Maluku.

Di Saparua, perang terus berlanjut hingga Agustus 1817 dan Belanda terus mendatangkan bantuan.

Salah satunya bantuan sekitar 1.500 pasukan dari Ternate dan Tidore.

Dengan adanya bantuan itu, Pattimura mulai terkepung sehingga harus mengganti strategi.

Benteng Duurstede kembali ke tangan Belanda.

Strategi perang yang digunakan oleh Pattimura dan Christina Martha Tiahahu di Maluku adalah strategi perang gerilya.

Setelah berbulan-bulan terlibat pertempuran, Belanda berusaha menyelesaikan menyelesaikan perang dalam waktu dekat.

Bahkan Belanda akan memberikan hadiah sebesar 1.000 gulden kepada pihak yang berhasil menangkap Pattimura.

Akibat pengkhianatan yang dilakukan seorang warga, Belanda mengetahui persembunyian Pattimura dan berhasil menangkapnya beserta para pejuang lainnya pada November 1817.

Pattimura akhirnya dijatuhi hukuman mati pada Desember 1817 di Benteng Victoria, Ambon.

Peristiwa ini menandai berakhirnya Perang Saparua.

Baca Juga: Kobarkan Perang Jawa Yang Repotkan Belanda, Pangeran Diponegoro Tutup Akhir Hayatnya Di Tangah Pengasingan