Intisari-online.com - Kerajaan Kalingga adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-6 hingga abad ke-7 Masehi.
Seperti apa asal-usul kerajaan Kalingga yang pernah tercatat dalam sejarah Nusantara.
Kerajaan ini terletak di pantai utara Jawa Tengah, antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara.
Kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan yang makmur, kuat, dan memiliki pemerintahan yang tegas dan adil.
Sumber Sejarah Kerajaan Kalingga
Sumber sejarah mengenai keberadaan Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah diketahui dari berita-berita Cina.
Salah satunya adalah catatan dari zaman Dinasti Tang (618-906 M) yang memberikan keterangan mengenai letak Kalingga.
Selain itu, ada juga Prasasti Sojomerto yang ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang memuat nama Dapunta Selendra sebagai pendiri Kerajaan Kalingga.
Prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno, dan diperkirakan berasal dari abad ke-7 Masehi.
Selain sumber tertulis, ada juga sumber arkeologis berupa candi-candi yang tersebar di wilayah bekas Kerajaan Kalingga.
Raja-raja Kerajaan Kalingga
Baca Juga: Jalur Rempah Kerajaan Sriwijaya: Penguasa Lautan dan Perdagangan Rempah di Asia Tenggara
Berdasarkan catatan dalam Prasasti Sojomerto, terungkap bahwa pendiri Kerajaan Kalingga adalah Dapunta Selendra atau Dinasti Syailendra.
Para keturunan Selendra ini nantinya menjadi cikal bakal lahirnya Kerajaan Mataram Kuno yang mulai berdiri sekitar abad ke-8 Masehi.
Raja pertama Kalingga bernama Prabhu Wasumurti yang memimpin dari tahun 594-605 M.
Ia digantikan oleh Prabhu Wasugeni (605-632 M).
Raja kedua ini adalah ayah dari Ratu Shima atau Dewi Wasuwari yang nantinya membawa Kerajaan Kalingga ke puncak kejayaan.
Sebelum Ratu Shima menjadi pemimpin Kalingga sejak tahun 674 M, tercatat ada beberapa raja lainnya, antara lain Prabhu Wasudewa, Prabhu Wasukawi, hingga Prabhu Kirathasingha.
Dikutip dari buku bertajuk Catatan-catatan Tercecer Mengenai Kerajaan Kalingga dan Raja-raja Pra Islam di Jawa Barat (1993:16), pada 674 M Ratu Shima resmi naik takhta di singgasana Kerajaan Kalingga.
Ratu Shima menggantikan suaminya, Prabhu Kirathasingha, yang meninggal dunia.
Di bawah kepemimpinan raja wanita ini, Kerajaan Kalingga mencapai puncak masa keemasan.
Ratu Shima dikenal sebagai penguasa yang bijaksana, berani, dan berwibawa.
Ia juga memiliki peraturan yang sangat ketat, yaitu barang siapa yang mencuri akan dipotong tangannya. Peraturan ini membuat rakyatnya sangat jujur dan taat hukum.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Medang Kamulan, Dari Mataram Kuno hingga Airlangga
Bahkan, menurut cerita, Ratu Shima pernah meletakkan kantong berisi emas di tengah jalan, dan tidak ada seorang pun yang berani mengambilnya.
Kehidupan Politik dan Sosial Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di luar Nusantara, terutama dengan Cina.
Hal ini dibuktikan dengan adanya pengiriman utusan dari Cina ke Kalingga pada tahun 647 M dan 666 M.
Kerajaan Kalingga juga dikenal sebagai kerajaan yang kaya dan makmur.
Kerajaan ini juga mengembangkan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan lain, baik di dalam maupun di luar Nusantara.
Kerajaan Kalingga juga memiliki kehidupan sosial yang harmonis.
Penduduknya beragama Hindu dan Buddha, dan hidup berdampingan dengan toleransi dan saling menghormati.
Kerajaan ini juga memiliki kebudayaan yang tinggi, yang tercermin dari pembangunan candi-candi, pembuatan prasasti, dan pengembangan sastra.
Keruntuhan Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga mengalami kemunduran setelah Ratu Shima meninggal pada tahun 695 M.
Kerajaan ini kemudian terpecah menjadi dua bagian, yaitu Kalingga Utara dan Kalingga Selatan.
Kerajaan ini kemudian melemah dan akhirnya ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-8 Masehi.
Demikianlah artikel yang saya buat mengenai asal-usul Kerajaan Kalingga, kerajaan yang dianggap pionir kerajaan besar di tanah Jawa.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Terima kasih.